Begini Indikasi Praktik Penyelundupan di Wilayah Laut NKRI

Begini Indikasi Praktik Penyelundupan di Wilayah Laut NKRI

Dhani Irawan - detikNews
Rabu, 03 Feb 2016 23:09 WIB
Begini Indikasi Praktik Penyelundupan di Wilayah Laut NKRI
Letkol Maritim Faruq Dedy (paling kanan) (Foto: Dhani Irawan/detikcom)
Batam - Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan memberikan keuntungan tersendiri bagi para pelaku kejahatan seperti penyelundupan narkoba atau TKI ilegal. Untuk itu diperlukan kehadiran aparat di seluruh wilayah termasuk perairan Indonesia yang sangat luas.

Untuk menjaga keamanan wilayah perairan, Badan Keamanan Laut (Bakamla) turut serta berperan dengan melaksanakan patroli rutin. Hal itu dirasa penting untuk menghadirkan negara sehingga memberikan keamanan bagi masyarakat serta mencegah adanya tindak pidana atau pelanggaran di wilayah laut.

"Meskipun misalnya tidak ada laporan atau informasi indikasi adanya pelanggaran, kami tetap menyisir dan terkadang melego jangkar di titik-titik yang kira-kira menjadi jalur. Deterrence effect itu perlu, sehingga mereka juga mikir, wah, ini ada petugas," ucap Komandan KN Bintang Laut 4801 Letkol Maritim Faruq Dedy Subiantoro saat berbincang dengan detikcom di perairan Batam, Rabu (3/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faruq menyebut sebagian besar pelanggaran yang terjadi di wilayah perairan barat Indonesia yaitu penyelundupan barang-barang ilegal atau bahkan TKI. Jarak yang tidak terlalu jauh dengan Singapura dan Malaysia menjadi akses yang menjanjikan untuk melancarkan praktik-praktik ilegal tersebut.

"Biasanya mereka pakai boat jadi cepat. Kan jaraknya juga dekat dengan Malaysia dan Singapura," kata Faruq.

Baca juga: Bakamla Tangkap Kapal LM Ruby yang Angkut 1.700 Ton Sawit Mentah di Belawan

Mengenai modus operandi yang biasa dilakukan, Faruq pun menyebut sejumlah cara yang sering dilakukan. Selain mematikan lampu atau AutomaticΒ IdentificationΒ System (AIS), pergerakan mencurigakan juga dapat mengindikasikan adanya pelanggaran yang dilakukan.

"Kalau misal kapal berhenti lama terus mematikan lampu bisa menimbulkan kecurigaan mungkin ada transaksi atau apa. Kami bisa merapat untuk memantau atau mengecek surat-suratnya," ujar Faruq.

Selain itu, lanjut Faruq, para pelaku penyelundupan tersebut memiliki informan pula yang bisa membocorkan operasi-operasi atau posisi dari aparat penegak hukum. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi penjaga laut Indonesia termasuk Bakamla.

"Kadang kami sudah intercept di jalur ini, eh dia lewat jalur satunya. Karena mereka juga mendapat informasi-informasi, misalkan, ini barusan lewat kapalnya, jangan lewat dulu, nah kalau seperti itu kan juga sulit," kata Faruq.

Kemudian para pelaku tersebut juga tidak sembarangan melangsungkan aksinya. Seringkali mereka memilih waktu malam hari atau menjelang subuh ketika langit masih temaram.

"Ditambah mereka mematikan lampu dan bergerak cepat dan sembunyi-sembunyi tentu menjadi tantangan (untuk memergoki para pelaku tersebut)," pungkas Faruq. (dhn/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads