Tongkol Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Patah Dilempar Batu Orang Jahil

Tongkol Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Patah Dilempar Batu Orang Jahil

Aditya Mardiastuti - detikNews
Jumat, 29 Jan 2016 19:55 WIB
Tongkol Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Patah Dilempar Batu Orang Jahil
Ilustrasi tongkol bunga bangkai tumbuh sempurna/dok Mount Lofty Botanic Garden
Jakarta - Tongkol atau spandik bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) di Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cianjur, Jawa Barat, patah akibat dilempar batu oleh orang jahil beberapa waktu lalu. Akibatnya bunga ini mekar sebelum waktunya sehingga tumbuh tidak normal.

"Pas itu masih kuncup, ada orang melempar batu masuk sampai ke dalam (bunga). (Hal itu) Mungkin agak mempercepat pembungaan. Karena kerusakan jaringan, jadi tidak normal. Mekar karena tidak normal jadi tidak kuat, tongkolnya patah, bengkok. Pertumbuhan bunga itu tidak normal, mekar tidak pada waktunya," papar Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI Agus Suhatman ketika dikonfirmasi detikcom, Jumat (29/1/2016) malam.

Agus menuturkan proses pertumbuhan bunga yang bila mekar mengeluarkan bau bangkai tikus ini tidak mudah dan memakan waktu. Ia menjelaskan proses pertumbuhan masing-masing bunga tidak sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil dari catatan teman-teman kami biasanya dari kuncup hingga mekar membutuhkan waktu lama, ada yang satu sampai tiga bulan tergantung siklus bunganya. Masing-masing bunga tidak sama," paparnya.

"Kalau tumbuhan itu kalau kena terlalu basah bisa mati. Yang jelas harus tanah yang kalau kena air bisa menyerap, tidak mengendap. Harus langsung mengalir," jelasnya.

Agus menjelaskan bahwa bunga bangkai yang mekar itu hasil dari eksplorasi timnya sekitar belasan tahun yang lalu. Bunga ini tumbuh dari persemaian biji.

"Bunga ini endemis Indonesia, adanya di Sumatera, kalau JawaΒ  kami belum menemukan. Ini hasil eksplorasi tim kami ke Sumatera di tahun 90-an. Waktu kami datang itu ada dari biji, belum keluar bunga," ungkapnya.

"Biasanya bunga bangkai setelah layu tumbuh vegetatif tanaman, dan biasanya baru berbunga 4 tahun. Tergantung bunganya juga, tunggu agak besar dulu baru tumbuhan tersebut berbunga. Kalau dari biji dua sampai tiga tahun pasti berbunga, lama. Itu 16 tahun baru berbunga. Keluar bunga itu membutuhkan energi yang besar. Besarnya biji berkolerasi dengan energi yang dibutuhkan, kalau bunga besar itu berasal dari biji yang besar juga," kata Agus.

Agus menyayangkan kejadian pelemparan batu yang dilakukan oleh orang iseng. Selama ini ia berharap untuk mengenalkan tumbuhan endemis Indonesia namun masyarakat masih belum bisa merawat tumbuhan tersebut.

Dia mengatakan, bunga itu ditempatkan di satu tempat berpagar kurang lebih di 5x5 meter. Tujuannya menjaga tanaman itu tidak diganggu dan orang tidak bisa sembarangan ke situ.

"Soalnya dilematis, di satu sisi kami ingin mengenalkan tumbuhan langka endemis Indonesia, sisi lainnya masyarakat belum care, belum peduli terhadap tanaman. Mungkin dari dulu kami selalu mengantisipasi kalau berbunga itu kami halangi dengan paranet untuk kepentingan penelitian. Ditutup sementara saja. Kalau sudah kami angkat lagi. Kemarin belum sempat sudah dilempar batu," keluhnya.

(nrl/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads