"Waktu saya masih menjabat sebagai wali kota, di semua kecamatan kalau kita kerja bakti, kita ajak dia (Gafatar). Kita enggak tahu perkembangannya sekarang seperti itu. Dulu yang menawarkan (bantuan itu) mereka 'Kalau ada kerja bakti, kita mau bantu' gitu," ujar Saefullah di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2016).
Saefullah menceritakan, anggota Gafatar kerap datang dengan seragam berwarna oranye. Dengan sigap, mereka langsung membersihkan sampah-sampah di sekitaran kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyebut sama sekali tidak menaruh kecurigaan terhadap organisasi Gafatar. Saefullah awalnya mengira Gafatar sama seperti organisasi kemanusiaan biasa pada umumnya.
Saefullah mengaku terkejut begitu mengetahui adanya keterkaitan Gafatar dengan pemahaman yang menyimpang. Padahal selama pernah bekerjasama, anggota Gafatar tidak pernah minta macam-macam.
"Saya sempat kaget. Dulu kan pernah kita pakai, ternyata sekarang perkembangannya berbeda. Mereka waktu itu kalau kerja bakti enggak minta apa-apa, enggak minta transport. Kadang dikasih makan juga enggak mau," tutup Saefullah. (aws/rvk)