Sejumlah video yang merekam momen baku tembak di Jl Thamrin sudah banyak beredar. Namun ada satu video amatir yang dilansir CNNIndonesia.com, memperlihatkan lebih jelas bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi.
Adegan dimulai saat polisi berdatangan ke jalan di depan Starbucks. Saat itu, sudah terjadi dua ledakan, yakni di dalam Starbucks dan di pos polisi. Afif dan Ali juga sudah menembaki warga serta polisi di tengah kerumunan. Posisi mereka dalam video saat itu sedang berlindung di dekat mobil putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bom itu bukan sembarangan. Di dalamnya terdapat material berbahaya seperti paku dan baut. Ini bisa memberikan efek tambahan kepada orang-orang di sekitarnya, selain tentunya ledakan itu sendiri.
Kembali ke video, saat baku tembak, terlihat ada beberapa anggota polisi yang tiarap. Sebagian ada yang berjalan menuju semak-semak di antara jalur TransJakarta. Di antara mereka, diduga ada yang terluka sebab sebagian tampak terjatuh di jalanan.
Belakangan, strategi polisi berubah. Salah satu mobil dibawa mundur ke belakang. Ini bertujuan untuk memecah konsentrasi pelaku.
Video CNNIndonesia.com |
Kapolsek Menteng AKBP Dedy Tabrani yang ikut dalam baku tembak menceritakan, para pelaku saat itu tengah menyiapkan bom untuk diletakkan di dekat mobil. Saat konsentrasi mereka terpecah itulah, Dedy dan rekan-rekannya masuk dari samping. Jarak Dedy dan pelaku hanya enam meter, dan sempat dilempari bom.
Di video terpisah, terlihat setelah adegan itu, Kombes Martuani bersama AKBP Untung Sangaji, berjalan memutar balik mendekati Starbucks dari arah Sarinah. Di sanalah, mereka kembali menembaki para teroris yang bersembunyi di balik mobil.
AKBP Untung terekam aksinya saat turun dari belakang gedung Starbucks lalu berjalan sendiran mendekati pelaku. Saat diskusi kemarin, dia mengatakan berhasil menembak pelaku di bagian dada dan kaki menggunakan pistolnya. Salah seorang rekannya bernama Ipda Tamat juga ikut menembak.
"Ketika kaki dihantam (peluru) si Tamat, saya hantam dadanya. Mendapat tembakan dari Tamat, tamat dia. Saya lihat ada bom yang lebih besar di punggungnya. Berat sekali dia jalan. Nah ini bahaya, saya akhirnya mengambil tindakan penyelesaian di tempat," ungkapnya.
Dalam video lainnya, terlihat memang Afif dan Ali tewas akibat ledakan. Namun ini terjadi karena intervensi polisi. Bahan peledak yang berada di tengah tidak meledak dengan sengaja. Ali yang sudah terkapar, tak bisa berbuat apa-apa. Sementara Ali yang sibuk berlindung tewas setelah terkena tembakan dan ledakan.
"Terdesak karena ada yang tertembak oleh kami terus mereka melakukan pelemparan granat rakitan dan meledak, tetapi teman-teman kami terus melakukan penembakan dan diyakini mereka kena tembak. Mereka menggunakan rakitan semua, katakanlah bahan peledak sumbu, jadi ketika mereka menyulut pakai korek mereka ingin lagi melempar dan meledak di sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya M Iqbal.
(mad/Hbb)












































Video CNNIndonesia.com