"Dari hasil autopsi ditemukan resapan darah pada otot-otot dan jaringan lunak pada leher depan ke bawah," terang Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Musyafak melanjutkan, pendarahan tersebut ditemukan di leher bagian atas yaitu di cervical 1-2. "Kemudian resapan itu sampai ke cekungan selangka kemudian ke arah kiri sampai ke leher belakang mulai setinggi dasar tengkorak yaitu cervical 1 atau tulang leher 1 dan tulang leher 2 sampai batas bawah leher," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ditemukan juga resapan darah pada otot dada sebelah kanan mulai tulang selangka sampai tulang iga ke 7 dari depan dan samping. "Jadi dari hasil autopsi tersebut adanya resapan darah ini tanda-tanda ada perdarahan di sana yang cukup luas, ini temuan ya," katanya.
Hanya saja, lanjut Musyafak, lantaran jasad korban sudah terkubur selama 5 bulan lebih, penyebab kematian tidak bisa diketahui secara jelas. Tetapi, dia menyebut adanya dua kemungkinan besar penyebab kematian korban.
"Jadi kemungkinan besar, ini masih kemungkinan, karena korban sudah 5 bulan dikubur, penyebab kematian ini ada beberapa kemungkinan. Yang pertama akibat dari adanya pendarahan tersebut itu merangsang baru reseptor, yaitu titik saraf yang ada di kanan-kiri leher yang mana baru reseptor tersebut fungsinya mengontrol tekanan darah. Karena tertekan, terangsang dan sebagainya menurunkan atau terjadinya hipotensi ini juga sedikit relevan karena sebelum meninggal diawali koma," paparnya.
"(Kemungkinan) yang kedua pendarahan itu menekan batang otak sehingga menyebabkan sebelumnya koma. Adanya pendarahan yang terjadi di batang dasar tengkorak atau cervical atau tulang leher bagian atas," sambungnya.
Sementara itu, ahli forensik AKBP Wahyu mengatakan, proses autopsi sangat diperlukan untuk mengetahui penyebab kematian seseorang yang diduga mati tidak wajar.
"Tanpa autopsi tidak bisa diungkap seperti kasus ini, misalnya--bagaimana bisa menghubungkan antara praktek dari Chiropractic yang menyebabkan kematian Allya tanpa diperiksa Allyanya--karena itu kasus ini agak lama karena izin itu," kata Wahyu.
Wahyu menambahkan, autopsi itu meliputi seluruh bagian organ. "Kita kalau ada kelainan di leher maka tidak hanya leher yang diperiksa, baik jenazah yang segar maupun yang sudah lama, tapi dari kepala sampai kaki sehingga kita menjawab suatu visum lengkap," tutup Wahyu.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini