Menurut ayah Hasrini, Abdul Hafid (67) yang ditemui detikcom di rumahnya, jalan Sultan Alauddin Lorong 10 nomor 1 Kel. Pabaeng-baeng, Kec. Tamalate, Makassar Hasrini dan suaminya bekerja sebagai PNS di kantor BPS Kab. Jeneponto, dilaporkan meninggalkan rumahnya di jalan Lingkar, BTN Anwar Jaya, Bontosunggu Jeneponto, pada 24 Oktober 2015 lalu, tanpa ada komunikasi pada keluarganya.
Di rumah Hafid kini masih tersimpan berkas dokumen Gafatar seperti formulir pendaftaran, naskah persaksian dan janji anggota Gafatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya dapat informasi, suami Hasrini menjabat sekretaris Gafatar di Makassar. Dia yang merekrut anggota-anggotanya, hal itu dilakukan di luar rumah ini. Dia tidak berani memperlihatkannya pada kami," ujar Hafid.
Hafid yang sebelumnya telah melapor ke Mapolda Sulsel pada akhir Oktober 2015 lalu ini berharap putrinya dan menantu serta kedua cucunya bisa ditemukan dan dapat kembali ke rumahnya.
"Saya berharap putri saya dan suaminya bisa tersadarkan karena Gafatar itu seperti teroris akidah, mirip PKI, tidak diakui pemerintah," tambah purnawirawan TNI AD yang berpangkat terakhir Peltu ini.
![]() |
Sementara menurut kakak Hasrini, Harlina (32), terakhir dia mendapat pesan BBM dari adiknya sebelum minggat, meminta maaf padanya dan meminta menjaga kedua orangtuanya.
"Adik saya bilang dia minta maaf karena harus ikut suaminya. Dia bilang bahwa dia berani meninggalkan pekerjaannya karena dijanjikan akan mendapat sesuatu yang lebih besar dari apa yang dia dapatkan dari gajinya. Dia juga bilang bahwa nanti keluarganya akan bangga pada suaminya," ujar Harlina. (mna/trw)