Cerita soal 'Bisnis' Gafatar di DIY: Dari Toko Kelontong hingga Homeschooling

Cerita soal 'Bisnis' Gafatar di DIY: Dari Toko Kelontong hingga Homeschooling

Bagus Kurniawan - detikNews
Selasa, 12 Jan 2016 13:25 WIB
Foto: Bagus Kurniawan/detikom
Sleman - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Yogyakarta mempunyai banyak kegiatan usaha. Salah satunya adalah kegiatan bidang usaha perekonomian seperti toko kelontong dan koperasi simpan pinjam.

Pada tahun 2014-2015, DPD Gafatar DIY menyewa sebuah rumah toko (Ruko) di Taman Kuliner Condong Catur, Depok Sleman. Ruko bernomer 67 ini terletak tidak jauh dari pintu masuk kompleks Taman Kuliner. Dari pintu gerbang sisi selatan yang berada di Jl Raya Pik Gondang itu sekitar 25-an meter.

Ruko tersebut menghadap ke timur. Namun sudah sejak bulan Desember 2015 lalu sudah tutup dan tidak ada kegiatan apa-apa. Di depan ruko tersebut terdapat papan nama BUFN Yogyakarta yang berarti Badan Usaha Fajar Nusantara. Ada gambar/logo yang sama persis dengan logo Gafatar dan tulisan lain di pinggir "Fifastra". Pintu ruko ada dua buah. Satu buah pintu rolling door, yang berada di dalam. Sedangkan satu lagi berupa pintu kaca yang terpasang dari luar. Semuanya dalam keadaan terkunci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu toko kelontong dan sekarang sudah lama tutup dan tidak ada orangnya," ungkap salah seorang petugas kebersihan di Taman Kuliner kepada wartawan, Selasa (12/1/2016).

Sementara itu berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, ruko BUFN Yogyakarta yang ada di Taman Kuliner Condong Catur dulunya ada sekretariat kegiatan perekonomian dari salah satu bidang di Gafatar. Bidang BUFN ini diketuai oleh seorang bernama Andri Herdian. Sebelum tutup pada akhir bulan Desember 2015 lalu. Sekitar 3-4 bulan sebelumnya sering digunakan untuk pertemuan/rapat anggota Gafatar.

Selain itu mereka juga menyelenggarakan pendidikan semacam homeschooling yang dinamakan Sekolah Berbasis Rumah (SBR) bagi anak-anak anggota Gafatar. Sedangkan bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan kegiatan yang diselenggarakan bidang Ketahanan dan Kemandirian Pangan Nusantara diantaranya dilakukan di wilayah Kecamatan Godean Sleman, Sedayu Bantul dan Kulonprogo. Untuk kegiatan bidang ini, mereka secara berkelompok belajar mengolah lahan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan dengan luas bervariasi.

Yang paling banyak kegiatan sosial kemasyarakatan yang diadakan kebanyakan di wilayah Kota Yogyakarta seperti pemeriksaan gratis di wilayah/kampung Semaki Kecamatan Umbulharjo, kampung Mergangsan Kecamatan Mergangsan dan Kadipaten Kecamatan Kraton. Kegiatan itu diselenggarakan mulai awal hingga bulan Juni/Juli tahun 2015. Namun setelah itu hingga akhir tahun 2015 tidak banyak kegiatan yang dilakukan hingga seluruh kegiatan dan sekretariat mereka tutup.

Adanya laporan mengenai warga Yogyakarta yang diduga ikut eksodus Gafatar di Kalimantan Barat tersebut sampai saat ini Polda DIY terus melakukan penyelidikan.

"Kami terus melakukan penyelidikan dan pengumpulan informasi mengenai orang hilang yang diduga berkaitan dengan Gafatar. Untuk sementara penanganan di Polda DIY masih dr Rica dan yang lain," ungkap Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti. (bgs/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads