"Ini sebuah karya budaya masa lalu yang diwariskan nenek moyang kita. Secara umum disebut istilah rock art," jelas Kepala Balai Arkeologi Jayapura M Irfan Mahmud dalam sambutannya di buku 'Direktori Gambar Tebing di Kawasan Situs Maimai' seperti dikutip detikcom, Kamis (7/1/2016).
![]() |
Buku itu diterbitkan pemerintah Kabupaten Kaimana Kantor Kebudayaan dan Pariwisata dan Kemendikbud Balai Arkeologi Jayapura. Di buku itu memang dirangkum foto-foto di tebing cadas dan juga penjelasan mengenai beberapa gambar yang dibuat orang terdahulu.
Menuju situs Maimai mesti ditempuh dengan perahu, perlu 2 jam untuk melihat seluruh gambar di tebing cadas. Gambar di Maimai ini disebut gambar tebing kars pesisir. Penelitian di Kaimana pertama kali dilakukan peneliti Eropa W.J Cator pada 1939.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Aneka warna seperti merah, kuning, dan putih terdapat di gambar di tebing karang itu. Bentuk gambar di tebing karang ini disebut bentuk ragam hias sesuai dengan kondisi lingkungan.
![]() |
Ada tiga makna yang diduga tersimpan dalam gambar-gambar itu, sebagai pengingat bentangan alam, pengetahuan tentang jalur, dan pengenalam tentang arah geografis. Di kawasan Maimai ini terdapat gambar manusia, binatang laut dan darat, abstrak, lingkaran, geometris serta bentuk yang belum terindentifikasi.
![]() |
Ada sekitar 20 lokasi tebing yang teridentifikasi terdapat peninggalan gambar zaman pra sejarah. Pemkab Kaimana dibantu Balai Arkeologi berupaya melakukan pengungkapan makna dan sejarah mengenai gambar-gambar ini. (dra/dra)