Sejarah Penampakan Bola Cahaya 'UFO' di Dunia dari Masa ke Masa

Sejarah Penampakan Bola Cahaya 'UFO' di Dunia dari Masa ke Masa

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 05 Jan 2016 11:11 WIB
Foto: Faldy Haryono/pembaca detikcom
Jakarta - Komunitas BETA-UFO punya analisis tersendiri terkait penampakan bola cahaya di malam pergantian tahun 31 Desember 2015. Mereka menyebut dengan pasti itu adalah benda terbang aneh (Beta) atau UFO. Kemunculan benda misterius itu bukan yang pertama.

Anggota BETA UFO, Ranggi Ragatha, menelisik foto-foto yang disampaikan pembaca detikcom terkait bola cahaya di langit Jakarta Utara. Meski foto dalam resolusi yang kurang jelas, namun bila digabungkan dengan keterangan saksi dan fakta-fakta lainnya, Ranggi dan kawan-kawan menyimpulkan itu adalah UFO. Dia menepis argumen yang menyebutkan bahwa cahaya itu adalah lampion dan drone standar.

"Berdasarkan ciri tersebut di atas, maka objek tersebut dapat dipastikan bukan lampion dan drone standar yang umum di pasaran karena tidak ditemukan bentuk fisik lainnya selain wujud bola bersinar dan atau lampu lainnya sebagai penanda arah gerak," kata Ranggi melalui pesan elektronik, Selasa (5/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, menurut Ranggi, laporan soal benda terbang aneh berbentuk bola cahaya bukanlah sesuatu yang baru bagi para pengamat UFO di Indonesia maupun dunia. Catatan kuno menuliskan adanya fenomena itu dari masa pra teknologi. Penampakan bola bercahaya adalah penampakan UFO yang paling awal dikenali manusia, sampai masing-masing daerah menyebutnya dengan nama-nama berbeda.

Berikut beberapa keterangan sejarah yang dihimpun oleh BETA UFO dari Wikipedia soal penampakan cahaya misterius:

1. Objek Bulat Tahun 1966

Wikipedia


Ukiran kayu pada tahun 1566 karya Hans Gleser, yang melukiskan kejadian di Nuremberg tahun 1561. Penulis Romawi, Iulius Obsequens, menulis bahwa pada tahun 99 SM, "di Tarquinia menjelang matahari terbenam, objek bulat, seperti globe, perisai bundar atau bulat, terbang di langit dari barat menuju timur".

2. Pada tanggal 24 September tahun 1235, Jenderal Yoritsune dan pasukannya mengamati bola aneh bercahaya yang terbang dengan pola tak beraturan di langit malam dekat Kyoto, Jepang. Penasihat jenderal menyuruhnya agar tidak usah khawatir, itu hanyalah angin yang menyebabkan bintang kelihatan bergoyang.

3. Pada tanggal 14 April 1561, langit di atas Nuremberg, Jerman, dilaporkan bahwa dipenuhi oleh banyak objek yang tampaknya sedang melakukan pertempuran di udara. Menurut cerita, bola-bola kecil dan cakram- cakram muncul dari tabung besar.

Menurut Ranggi, sampai saat ini, UFO sejenis masih sering terlihat dan banyak laporan masuk bahkan yang berhasil mengambil gambarnya dan mengunggah video ke internet dengan keyword 'orange orbs, red orbs, noctural light, foo fighter' dsb. Jarang ditemukan video dengan UFO sejenis yang merupakan video hoax atau rekayasa digital lainnya.

"Karena bentuk bola bercahaya tidak cukup menarik untuk kegiatan viral di media online dibanding membuat wujud-wujud pesawat UFO yang fantastis lainnya," terangnya.

Meski begitu, Ranggi menyebut pada masa berkembangnya teknologi saat ini, banyak yang meyakini benda bercahaya itu adalah drone atau pesawat tanpa awak untuk misi mata-mata milik militer AS atau drone khusus dengan lampu LED bulat pada lambung, yang dikontrol dengan komputer untuk sebuah karya seni. Namun sayangnya, belum ada yang bisa membuktikan apa benda itu sebenarnya.

"Sampai saat ini, belum ada satu pun pribadi maupun organisasi yang dapat/telah membuktikan apa sesungguhnya benda bercahaya tersebut. Khususnya yang terjadi sejak zaman pra-teknologi, di mana teknologi drone belum diciptakan. Identitas sebenarnya objek tersebut tetap menjadi misteri," paparnya.

Kepala Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Thomas Djamaluddin sebelumnya sudah bicara soal penampakan benda menyerupai titik bola menyala di Jakarta Utara, Sabtu (2/1) tadi malam. Dia memastikan, benda itu bukanlah pesawat makhluk luar angkasa.

"Tidak mungkin itu adalah benda dari luar bumi yang kita asosiasikan sebagai wahana makhluk luar angkasa. Sama sekali tak ada landasan ilmiah," kata profesor bidang astronomi ini kepada detikcom, Minggu (3/1/2016). (mad/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads