Bus Kota Palembang Naikkan Tarif 50%

Bus Kota Palembang Naikkan Tarif 50%

- detikNews
Sabtu, 05 Mar 2005 19:16 WIB
Palembang - Para sopir bus kota di Palembang boleh dibilang sama sekali tidak peduli dengan penetapan tarif angkutan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Palembang. Mereka tetap menaikkan tarif sebesar 50 persen. Jika diprotes penumpang, mereka berdalih tak punya uang recehan atau setoran naik. "Kami nih susah, BBM naik, setoran naik. Kami juga mau kasih makan keluarga. Tiga rupiah bae pelit nian," kata kru bus kota jurusan Bukitkecil-Ampera kepada seorang penumpang, Sabtu (5/3/2005). Ketika si penumpang mengancam akan melaporkan soal tarif itu ke walikota, kru bus kota langsung menjawab, "Kami tak punya uang ratusan," katanya. Meskipun beberapa penumpang bus kota sempat melawan, tapi sebagian besar menerima saja perlakuan kru bus tersebut. Bahkan para pelajar atau mahasiswa terkadang harus berdebat jika membayar tarif sesuai ketetapan pemerintah. Sebelumnya, walikota Palembang mengeluarkan peraturan Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penetapan Tarif Angkutan. Peraturan ini berlaku mulai Jumat (4/3/2005). Di dalam peraturan tersebut disebutkan, tarif angkutan penumpang umum dengan mobil penumpang umum atau bus kecil, per orang jauh/dekat Rp 1.200,00, sedangkan angkot langsung Ampera-Perumnas, Ampera-Karya Jaya, dan Pasar Kuto-Kenten Laut besarnya Rp 1.400,00. Kemudian untuk tarif bus kota, kesepakatan yang dipakai Rp 1.200,00 untuk jarak sampai Ampera, tapi jurusan langsung ke Plaju sebesar Rp 1.500,00 dan jurusan Karyajaya atau Kertapati Rp 1.700,00. Sedangkan untuk mahasiswa dan pelajar Rp 700,00.Namun, angka ini langsung dibulatkan para kru bus kota dan mobil angkot. Maksudnya, tarif yang sejatinya Rp 1.200,00 atau Rp 1.400,00 dinaikkan menjadi Rp 1.500,00. Sementara mahasiswa dan pelajar dibulatkan menjadi Rp 1.000,00. Bahkan, sebagian dari mereka diminta Rp 1.500,00. Sementara itu bus kota dari Terminal KM12-Terminal Karyajaya yang biasanya Rp 3.000,00 naik menjadi Rp 5.000,00. "Aku sempat bertegangan dengan kernet bus kota, mereka minta Rp 1.500,00 dengan alasan minyak naik," kata Widuri, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang yang pulang ke Sekip Palembang kepada detikcom. Widuri sangat berharap Pemerintah Daerah Palembang melakukan pemantauan di lapangan terhadap pungutan tarif yang dilakukan bus kota. "Kalau tarif ongkos naik, barang-barang juga dinaikkan para pedagang. Ini kan menyusahkan kami," kata Widuri. Tampaknya dari beberapa informasi yang didapat, para kru bus kota ini berani menaikkan tarif hingga 50 persen karena didukung para toke atau pemilik bus. "Bos bilang bulatkan saja jadi Rp 1.500,00 sebab lama kelamaan penumpang jadi maklum," kata seorang kru bus kota. (ast/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads