Ketua MUI Jateng, Ahmad Daroji mengatakan saat ini titik terang kronologi beredarnya sampul Alquran yang dibuat oleh CV Aneka Ilmu sudah jelas dan tidak ada unsur kesengajaan. Oleh sebab itu masyarakat harus mengetahuinya.
"Kita akan minta para khotib besok Jumat agar menjelaskan (dalam khotbah) kepada masyarakat agar tidak terprovokasi," kata Ahmad di kantor MUI Jateng, Rabu (30/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seharusnya pembuat (terompet) sudah tahu kalau sampul itu bisa mengundang emosi umat Islam. Apalagi sejumlah kasus telah terjadi, seperti di Tolikora yang belum tuntas, sandal berlafal Arab juga belum sepenuhnya tuntas. Umat mudah tersulut emosi," tandasnya.
Setelah terbongkarnya kronologi sampul Alquran itu, menurut Ahmad, kini perlu ditelusuri apa motivasinya produsen terompet menggunakan sampul Alquran untuk untuk bahan produksi. Ia menyerahkan pengungkapan itu kepada pihak yang berwajib.
"Dari sisi kertas, yang seharusnya dimusnahkan kok tidak dimusnahkan, itu jadi masalah. Kok jadi terompet. Kita berharap ada proses hukumnya apakah untuk sekedar cari duit apa yang lain," tegasnya.
Diketahui kertas tersebut dibuat oleh CV Aneka Ilmu Semarang untuk proyek tahun 2013. Berbagai kendala proyek dialami hingga akhirnya tersisa ratusan ribu lembar. Lembaran sampul Alquran tersebut kemudian dijual ke Sunardi, warga Klaten yang dipercaya bertahun-tahun mendaur ulang limbah CV Aneka Ilmu.
"Kami sudah punya protap kalau ada percetakan Alquran, pemilu, atau KPU gitu yang reject dan rusak harus dibakar atau dimusnahkan masukkan dalam bak pembuat bubur kertas melalui pengepul. Ya termasuk sama yang sudah berhubungan baik itu, pak Sunardi," kata Pemilik CV Aneka Ilmu Semarang, Suwanto.
Sampul tersebut ternyata beredar ke masyarakat dan ada yang dibuat menjadi terompet. Suwanto mengaku baru mengetahuinya setelah ramai diberitakan tentang terompet berbahan sampul Alquran buatan perusahaannya. (alg/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini