Penyebab pertama adalah klem yang patah serta main rope (sling/kabel utama) dan rope governor (kabel penyangga) yang terlepas. Penyebab lepasnya kabel ini karena kabel yang dipasang tidak sesuai dengan ukuran yang seharusnya.
"Saat ditemukan, seharusnya kabel penyangga berdiameter 8 mm. Tapi yang terpasang adalah 6 mm," ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wahyu Hadiningrat saat jumpa pers di Polres Jaksel, Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum kecelakaan kabel tersebut sempat diganti oleh teknisi pada Minggu (6/12). Namun kabel yang dipasang berbeda dari sebelumnya yakni berukuran 6 mm padahal menurut Wahyu, sebelumnya kabel yang terpasang sudah sesuai standar yakni 8 mm.
Penyebab kedua adalah tidak ditemukannya tie rod (main safety) pada kabel utama lift yang jatuh. "Sling yang kita temukan itu seharusnya ada tie rod. Namun tidak terpasang," jelas Wahyu.
Selain itu PT Eltek Indonutama, perusahaan yang bertugas memperbaiki dan merawat lift izinnya sudah mati. PT Eltek Indonutama tidak memperpanjang SK Penunjukan Perusahaan Jasa Teknik Instalatir Lift yang dikeluarkan Dirjen Pembinaan Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Izin itu telah mati sejak 18 Februari 2010.
Lift privat Nestle yang melayani lantai 7 hingga 3 di Perkantoran Hijau Arkadia anjlok pada Kamis (10/12/2015). Dua karyawan Nestle tewas yakni sales training Diah Setyoningrum (26) dan Kiagoes Rio Meristiwa (33) yang merupakan tenaga profesional Nestle. Sementara korban luka yakni Abdul Rahman, petugas cleaning service.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini