Begini Penjelasan FPI Soal Ucapan Campur Racun Habib Rizieq

Begini Penjelasan FPI Soal Ucapan Campur Racun Habib Rizieq

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Kamis, 26 Nov 2015 12:28 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) Jawa Barat (Jabar) memberi penjelasan soal ucapan campur racun Habib Rizieq saat berceramah di Purwakarta. Menurut FPI Jabar, tidak ada maksud Rizieq menghina budaya sunda. Rekaman yang beredar di YouTube juga sudah diedit. Total ada 2 jam rekaman ceramah dalam tabligh akbar.

"FPI didirikan pada tahun '98, dan salah satu pendirinya Habib Rizieq dengan berlandaskan ahlusunnah wal jamaah," terang Ketua FPI Jabar Abdul Qohar, Kamis (26/11/2015).

Qohar menyampaikan, karena itu pihaknya memberikan klarifikasi, bahwa dalam konsep ahlu sunnah selama budaya tidak bertabrakan dengan akidah bisa ditolerir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adat istiadat masuk kaidah fiqih. Adat dapat menjadi pijakan hukum dalam menentukan putusan asalkan tidak menabrak syariat dan menimbulkan kerusakan," terang Qohar.

"Oleh karens itu, sudah barang tentu tidak mungkin Habib Rizieq melecehkan adat sunda atau adat yang lainnya, selama tidak bertabrakan dengan syariat," tambahnya lagi.

Sementara mengenai ceramah pada 13 November lalu d Purwakarta, menurutnya ada yang diedit.

"Ada yang berdurasi 43 detik ada yang 1 menit. Total ceramah tidak kurang dari 2 jam, menampilkan potongan singkat sampurasun jadi campur racun. Sebetulnya campur racun di sana bukan maksudnya melecehkan sapaan sunda yang terhormat," urai dia.


Qohar menyampaikan, di dalam statemen sebelum ucapan campur racun ada penjelasan bahwa sesuai syariat Islam, assalamualaikum tidak boleh digantikan dengan apapun sebagai sapaan salam umat Islam.

"Jadi tidak boleh ada yang menggeser assalamualaikum. Kalau menggeser assalamualaikum akan menjadi campur racun yang meracuni umat Islam. Ucapan campur racun itu yang dipelesetkan untuk mengadudomba umat," urai dia.

Acara ceramah di Purwakarta sendiri merupakan undangan dari masyarakat dan tokoh ulama di sana yang melihat ada sesuatu tindakan di mana adat sudah menabrak akidah.

"Sekarang kami kerja keras ini menjelaskan ke berbagai pihak, instansi, tokoh masyarakat mengenai sampurasun ini," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads