"FPI didirikan pada tahun '98, dan salah satu pendirinya Habib Rizieq dengan berlandaskan ahlusunnah wal jamaah," terang Ketua FPI Jabar Abdul Qohar, Kamis (26/11/2015).
Qohar menyampaikan, karena itu pihaknya memberikan klarifikasi, bahwa dalam konsep ahlu sunnah selama budaya tidak bertabrakan dengan akidah bisa ditolerir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karens itu, sudah barang tentu tidak mungkin Habib Rizieq melecehkan adat sunda atau adat yang lainnya, selama tidak bertabrakan dengan syariat," tambahnya lagi.
Sementara mengenai ceramah pada 13 November lalu d Purwakarta, menurutnya ada yang diedit.
"Ada yang berdurasi 43 detik ada yang 1 menit. Total ceramah tidak kurang dari 2 jam, menampilkan potongan singkat sampurasun jadi campur racun. Sebetulnya campur racun di sana bukan maksudnya melecehkan sapaan sunda yang terhormat," urai dia.
Qohar menyampaikan, di dalam statemen sebelum ucapan campur racun ada penjelasan bahwa sesuai syariat Islam, assalamualaikum tidak boleh digantikan dengan apapun sebagai sapaan salam umat Islam.
"Jadi tidak boleh ada yang menggeser assalamualaikum. Kalau menggeser assalamualaikum akan menjadi campur racun yang meracuni umat Islam. Ucapan campur racun itu yang dipelesetkan untuk mengadudomba umat," urai dia.
Acara ceramah di Purwakarta sendiri merupakan undangan dari masyarakat dan tokoh ulama di sana yang melihat ada sesuatu tindakan di mana adat sudah menabrak akidah.
"Sekarang kami kerja keras ini menjelaskan ke berbagai pihak, instansi, tokoh masyarakat mengenai sampurasun ini," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini