"Hukuman mati tidak ada salah salahnya," kata Luhut di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (24/11/2015).
Luhut menampik rehabilitasi pemakai narkoba sebagai strategi untuk mengurangi hukuman mati. Ia tetap mendukung hukuman mati bagi bandar besar narkoba. Namun pelaksanaan eksekusi mati masih melihat situasi kondisi Indonesia terakhir, terutama ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, langkah Jokowi mengeksekusi mati 14 orang menggoncang percaturan politik dunia. Australia marah, Belanda intervensi, Perancis mengecam dan Brasil menolak Dubes RI untuk Brasil. Mereka yang dieksekusi adalah:
Dieksekusi mati Januari 2015:
1. WN Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira, kasus penyelundupan 13 kg kokain
2. WN Malawi, Namaona Denis, kasus penyelundupan 1 kg heroin
3. WN Nigeria, Daniel Enemuo, kasus penyelundupan heroin lebih dari 1 kg
4. WN Belanda, Ang Kiem Soei, kasus pabrik narkoba terbesar se-Asia
5. WN Vietnam, Tran Thi Bich Hanh, kasus penyulundupan 1,5 kg sabu
6. WNI Rani Andriani, kasus penyelundupan 3,5 kg heroin
Diekseksusi mati April 2015
7. WN Australia, Myuran Sukumaran, kasus penyelundupan 8,2 kg heroin
8. WN Ghana, Martin Anderson, kasus perdagangan 50 gram heroin
9. WN Spanyol, Raheem Agbaje Salami, kasus penyelundupan 5,8 kg heroin
10. WN Brasil, Rodrigo Gularte, kasus penyelundupan 6 kg heroin
11. WN Australia, Andrew Chan, kasus penyelundupan 8,2 kg heroin
12. WN Nigeria, Sylvester Obiekwe Nwolise, kasus penyelundupan 1,2 kg heroin
13. WN Nigeria, Okwudili Oyatanze, kasus perdagangan 1,5 kg heroin
14. WNI, Zainal Abidin, kasus 58 kg ganja (asp/asp)