Cinta Satu Malam Ala Golkar

Cinta Satu Malam Ala Golkar

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 04 Nov 2015 16:31 WIB
Cinta Satu Malam Ala Golkar
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Minggu (1//11) malam kemarin benar-benar jadi malam penuh cinta buat dua kubu Golkar yang terbuai kemesraan di forum Silatnas. Namun nyatanya Silatnas tak menyelesaikan perpecahan Golkar, seolah hanya jadi cinta satu malam penghibur lara beringin yang tengah dilanda perpecahan.

Gelaran Silatnas Golkar seolah telah mengakhiri perpecahan di internal Golkar. Suasana begitu hangat sejak acara dimulai, Wapres Jusuf Kalla yang menggagas islah Golkar duduk semeja dengan Ketum Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie juga hasil Munas Ancol Agung Laksono. Di meja paling depan itu juga duduk orang-orang penting di Golkar seperti Mbak Tutut, Ketua DPR Setya Novanto, sampai Menko Polhukam Luhut Pandjaitan.

Dalam sambutannya, kedua kubu pun saling melempar harapan-harapan agar Golkar bersatu. Namun selesai Silatnas menguap pula harapan-harapan itu, lantaran kedua kubu sampai kini belum ada yang mau mengalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung Laksono sebenarnya sudah sedikit menurutkan gengsinya. Agung secara terang-terangan mendorong digelar Munas lagi untuk memilih ketua umum yang legitimate.

"Kita terlalu haus kekuasaan. Penyelesaian terakhir (konflik Golkar) ya Munas. Munas agar semua terbuka dan semua bisa masuk. Bisa mengakhiri secara komprehensif dasar dan permanen," kata Agung kepada wartawan di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (3/11/2015).

Namun apa daya Ical belum sekata dengan Agung. Ical menegaskan tak ada Munas sebelum tahun 2019. Dengan kata lain Ical sampai kini masih bersikukuh bahwa kepengurusan Golkar hasil Munas Bali yang sah di depan hukum.

"Tidak ada Munaslub. (Adanya) Munas tahun 2019," kata Ical usai menghadiri Musyawarah Kerja Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Jl Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015).

"Sudah mendapatkan keputusan dari Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi bahwa yang sah adalah Munas Bali dengan segala hasil-hasilnya," lanjut Ical.

Ical pun langsung menegaskan Golkar masih berada di Koalisi Merah Putih. Ini juga perbedaan dengan kubu Agung lantaran Golkar hasil Munas Ancol lebih pro ke KIH.

Melihat situasi yang masih panas begini, Wakil MPR RI dari Golkar Mahyudin melihat Silatnas hanya jadi ajang kebersamaan semu. Hanya satu jalan menyelamatkan Golkar yakni harus ada yang mau mengalah.

"Harus ada yang mengalah. Mungkin Agung mengalah lalu jadi ketua harian. Atau ARB mengalah dan munas ulang," ujar Mahyudin kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2015).

Lalu apakah para petinggi Golkar dari dua munas yang berbeda bakal mengesampingkan kepentingan pribadinya demi kepentingan partai yang lebih besar? Relakah mereka kehangatan internal Golkar hanya jadi kenangan cinta satu malam?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads