Kisruh Mantan Istri dan Pecat Staf Cantik yang Bikin Anggota DPR Ditegur

Kisruh Mantan Istri dan Pecat Staf Cantik yang Bikin Anggota DPR Ditegur

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 13 Okt 2015 09:29 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR sudah menjatuhkan sejumlah sanksi kepada wakil rakyat yang melanggar kode etik selama 1 tahun masa bakti. Dari semua sanksi yang dijatuhkan, yang terberat adalah berupa teguran lisan.

Yang terbaru sanksi yang diberikan pada anggota F-Hanura, Frans Agung Mula Putra pada Senin (12/10/2015) kemarin. Frans dilaporkan oleh mantan stafnya Denty Noviany Sari karena dia diberhentikan tanpa sebab pada Februari 2015, dan karena Frans dituding menggunakan gelar doktor dalam memo, KTP dan kartu nama. Padahal pendidikan doktoral di Universitas Satyagama belum selesai.

Kasus ini bergulir sejak Mei 2015 dan putusannya baru dibacakan 5 bulan kemudian. Dalam putusan sidangnya, MKD menyatakan Frans terbukti melanggar kode etik ringan yang dikenakan sanksi teguran tertulis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan ini menyatakan Frans Agung Mula Putra terbukti melakukan pelanggaran kode etik ringan yang diberikan sanksi ringan dengan teguran tertulis," kata Ketua MKD Surahman Hidayat dalam sidang yang ditampilkan di layar TV di depan di ruang MKD, gedung DPR, JakartaΒ  Senin (12/10/2015).

Selain Frans, ada pula anggota F-PKB Krisna Mukti yang juga mendapat teguran lisan dari MKD. Krisna diputuskan bersalahΒ  dalam kisruh rumah tangga yang diadukan sang mantan istri.

Perkara ini diadukan oleh istri Krisna, Devi Nurmayanty ke MKD pada Mei 2015 silam. Devi yang dinikahi Krisna dalam kondisi hamil mempertanyakan kejelasan status istri serta tunjangan yang seharusnya dia terima. Saat putusan dibacakan, keduanya sudah bercerai.

Ada pula anggota Fraksi PAN, Anang Hermansyah tertangkap kamera sedang merokok di ruang sidang. Padahal, hal itu jelas-jelas dilarang. MKD mengusut kasus ini dan pria yang dikenal sebagai musisi tersebut mendapat sanksi teguran ringan.

Selain teguran-teguran di atas, MKD menyatakan kasus dugaan pelanggaran kode etik lainnya yang diusut tidak terbukti. Nama para teradu pun direhabilitasi lewat putusan MKD tersebut.

Saat ini, masih ada beberapa kasus yang masih diusut oleh MKD. Salah satunya adalah kejadian pemukulan antara anggota F-PPP Mustofa Assegaf dan anggota F-PD Mulyadi pada April 2015 lalu. Menurut Mulyadi (PD), dirinya dipukul tiga kali usai keluar dari toilet di sela rapat karena diduga Mustofa (PPP) kesal diingatkan soal lamanya interupsi dalam rapat.

Pada Senin (12/10) kemarin, Mustofa memenuhi panggilan MKD untuk sidang panel. Pada akhirnya, bisa saja sanksi yang menanti lebih dari teguran lisan.

"Panel dibentuk ketika kita putuskan pelanggaran berat. Sanksinya itu penonaktifan selama 3 bulan atau rekomendasi PAW," kata anggota MKD Sarifuddin Sudding.

MKD juga sedang mengusut dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan bertemu Donald Trump di Amerika Serikat. Apa sanksi yang akan dijatuhkan? Publik masih menunggu ketegasan MKD. (imk/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads