Sabtu (3/10/2015), masih ada garis polisi di pantai Watu Pecak. Bibir pantai pantai tampak tergerus eksploitasi.
Pantai berjarak 22 kilometer arah selatan Kota Lumajang. Sebelum lokasi, ada proyek pengerjaan Jalur Lintas Selatan (JLS). Di pantai, kubangan besar bekas galian nampak di sana sini. Kubangan itu kini terisi air pasang. Banyak rumah penampungan sementara berdiri di petak-petak di lokasi galian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pantai Watu Pecak bersebelahan dengan Pantai Bambang. Kedua pantai ini sama-sama di deretan pantai selatan dengan ombaknya yang besar. Bibir pantai yang landai terhampar pasir hitam dengan kandungan bijih besi cukup tinggi sehingga pantai Watu Pecak juga menjadi lokasi eksplorasi pasir pantai seperti pantai Bambang. Potensi itu rupanya dimanfaatkan Kades Selok Awar-Awar Hariyono untuk mengeruk keuntungan.
![]() |
Eksplorasi inilah kemudian mengakibatkan kawasan pantai tidak baik lagi. Bibir pantai dipenuhi lubang-lubang bekas galian tambang. Akses jalan menuju bibir pantai rusak parah. Air bah memenuhi kawasan yang seharusnya menjadi batas pantai.
"Kami takut kalau terjadi tsunami," ucap Tiwar (50), warga setempat.
![]() |
Tiwar mengaku, ratusan truk keluar masuk membawa hasil galian. Semuanya dikelola langsung kepala desa bersama Tim 12. Foto mereka terpampang di rumah bambu dekat bibir pantai yang diduga menjadi posko selama aktivitas penambangan.
Warga Selok Awar-Awar tidak berani banyak berbicara mengenai Hariyono dan Tim 12. Mereka memilih diam, meskipun kerugian akibat kerusakan alam cukup besar. (fat/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini