Sebelum meninggal, Adnan sempat menyampaikan pesan yang ditujukan kepada para pegiat hukum. Pesan tersebut disampaikan secara tertulis karena kondisinya sangat lemah dan tak mampu membuka suara.
"Bang Buyung masih sadar dan membuka matanya. Saya genggam tangannya, Bang Buyung hanya mampu melihat tanpa mengucap sepatahpun. Saya melihat ada air mata menetes dari mata bang buyung," kata Todung sambil terisak di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jagalah LBH, YLBHI. Teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin dan tertindas," ucap Todung mengutip pesan Adnan, masih sambil terisak.
Todung terharu dengan semangat Adnan. Dalam sakitnya, pria kelahiran 20 Juli 1934 tersebut masih sempat memikirkan bangsa ini.
"Saya menangis dalam hati. Saya tahu beliau menyampaikan, waktunya sudah dekat dan beliau pamit," kata Todung.
Sebagai perwakilan keluarga, Todung memintakan maaf atas segala kesalahan Adnan. Ia mengakhirinya dengan doa agar amal ibadah Adnan diterima di sisi Allah SWT dan diberikan tempat terbaik. (kff/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini