"Pemberdayaan yang dilakukan oleh BNP2TKI ini melibatkan seluruh stakeholders terkait, baik NGO/LSM, Industri, akademisi, dan Kementrian/ Lembaga lainnya," kata Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoeliani Poeloengan, dalam siaran pers, Kamis (10/9/2015).
Dalam program ini, kata Lisna, BNP2TKI membuat skema supply chain distribution atau rantai distribusi pasokan, agar supaya apa yang dilatihkan kepada TKI purna dan keluaganya tidak berhenti hanya pada pelatihan, tapi bisa langsung diserap oleh market.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan program pemberdayaan, BNP2TKI melalui Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang pada tanggal 7-9 September kemarin kembali melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemberdayaan TKI Purna dan Keluarga Angkatan ke II tahun 2015 selama tiga hari.
Kegiatan Bimtek diikuti 50 orang peserta yang berasal dari beberapa Kecamatan di wilayah Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu peserta Bimtek, Siti Jubaidah, seorang TKI Purna yang kini membuka usaha salon menyatakan, dirinya sangat berharap agar Pemerintah jangan hanya sebatas memberikan Bimtek, tetapi kalau bisa Pemerintah juga memberikan pinjaman modal usaha kepada TKI purna agar bisa mengembangkan usahanya.
Kepala BP3TKI Kupang, Tato Tirang, menyampaikan, Keberhasilan TKI bekerja di luar negeri dilihat dari saat dia kembali ke daerah asalnya nanti. Karena itu tujuan dari Bimtek bagi TKI Purna agar para TKI dapat termotifasi bagaimana dapat mengelola keuangannya dengan baik untuk hal-hal yang produktif dengan mengelola hasil dan pengetahuan yang diperoleh dari Luar Negeri.
"Hasil kerja dari Luar Negeri jangan dipakai habis untuk konsumtif dan begitu uang habis berangkat lagi, jangan menjadi TKI terus-menerus sampai tua," katanya.
(van/tor)











































