Dari buku tempat-tempat bersejarah di Jakarta karya Adolf Heuken, soal rumah peninggalan janda Van der Parra itu sempat disinggung. Rumah itu dibangun pada 1775-1778, dan kemudian diwariskan ke kerabat Van der Parra, David J Smith pada 1787 setelah Adriana meninggal.
![]() |
Rumah yang dikenal dengan nama landhuis Tjimanggis itu atau rumah Cimanggis merupakan rumah megah seperti layaknya rumah pejabat di masa itu. Pohon besar, pelayan yang banyak, serta taman yang indah. Ada juga tugu seperti lonceng di depan rumah itu yang kini entah kemana.
Heuken menulis dalam bukunya, akhirnya Smith melepaskan rumah itu setelah bangkrut dalam berbisnis. Tanah, rumah, dan perkebunan dijual. Rumah itu berganti tangan, hingga rusak berat pada 1834 akibat gempa dahsyat. Gempa itu dipicu letusan Gunung Salak.
![]() |
Rumah yang rusak berat itu kabarnya kemudian diambil alih pemerintah Belanda, dan kadang menjadi rumah singgah saat Gubernur Jenderal melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT