Adanya ruang terbuka hijau yang saat ini menjadi percontohan di Yogyakarta adalah Kampung Hijau Gambiran, Umbulharjo.
Untuk menjangkaunya sangat mudah dari Jalan Gambiran dan Jalan Perintis ada papan penunjuk jalannya. Tepatnya di wilayah RW 08 Kampung Gambiran sekitar 500-an meter ke timur dari kawasan XT Square atau di sebelah utara Jl Perintis Kemerdekaan atau di sebelah barat Sungai Gajah Wong.
![]() |
Kampung Hijau Gambiran digagas oleh Agus Susanto, salah seorang warga setempat. Pada tahun 2005, 2006 dan 2007, ada bencana banjir di kawasan tersebut. Menurut Agus, warga mengalami banyak kerugian. Muncullah inisiatif mengalirkan kebaikan untuk penghijauan desa. Bagaikan air, rencana itu menyebar luas sampai ke penjuru desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat itu, warga menyadari bahwa musibah tersebut diakibatkan oleh ulah mereka sendiri. Hingga akhirnya, pada 1 April 2007, muncul deklarasi kampung hijau di RW 08. Ada beberapa program yang dilakukan, mulai dari pengelolaan sungai Gajah Wong, memetakan sungai, lalu mengkampanyeka soal larangan buang sampah ke sungai.
![]() |
Program penggunaan energi alternatif juga digalakan dengan memanfaatkan biogas. Biogas dari limbah sampah tersebut dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bakar alternatif.
![]() |
Tak hanya itu, program penghijauan dan pembuatan taman juga jadi fokus penggarapan. Mulai dari penanaman keras, sayur sampai buah-buahan. Hasilnya sungguh menggembirakan. Kawasan Kampung Hijau yang berada di lembah sungai itu sekarang disebut Gajah Wong Educational Park. Beberapa fasilitasnya jadi percontohan untuk tingkat provinsi.
![]() |
Tidak hanya warga Gambiran Umbulharjo dan Kota Yogyakarta saja yang memanfaatkannya, namun juga warga luar Yogyakarta yang ingin menimba ilmu dari berbagai kegiatan yang dilakukan di Kampung Hijau tersebut. Kawasan seluas lebih kurang 5.000 meter persegi itu disulap oleh warga sekitar menjadi ruang terbuka hijau yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan.
![]() |
Di sekitar kawasan itu, lingkungan sekitar benar-benar bersih, tertata rapi. Warga sudah tidak lagi membuang sampah langsung ke sungai. Di sepanjang sungai itu telah terpasang tanggul dengan bronjong batu yang diperkuat dengan kawat setinggi 2 meteran sehingga air sungai meluap tidak masuk ke pemukiman. Jalanan kampung benar-benar bersih dengan tanaman di setiap rumah warga yang terawat rapi. Demikian pula dengan sampah limbah keluarga juga sudah diolah, dipisahkan serta dikelola melalui bank sampah dan ada instalasi pengolah limbah.
![]() |
Di Gajah Wong Educational Park banyak ditanami tanaman keras yang berfungsi sebagai pelindung dan tanaman perindang. Namun ada pula tanaman buah-buahan seperti mangga dan rambutan yang ditanam di tempat itu. Lampu penerangan di tempat itu juga menggunakan sistem panel surya. Tempat parkir sepeda juga disediakan. Sedangkan untuk parkir sepada bisa ditempat di pinggir taman.
Lahan seluas 5.000 meter persegi yang dulunya lahan kosong sekarang menjadi area atau tempat publik terbuka. Semua warga bisa memanfatkan semua fasiltas yang ada di tempat itu. Ada beberapa bangunan gazebo, fitnessΒ outdoor dan arena bermain untuk anak-anak.
"Semua warga sekitar maupun dari luar kampung bisa memanfaatkannya," ungkap Sukardi warga Gambiran kepada detikcom, dua pekan lalu.
Menurut dia, tempat ini banyak digunakan oleh warga sore hari. Sedangkan pada pagi hari terutama pada hari Minggu juga banyak digunakan warga untuk kegiatan olahraga ataupun pertemuan kecil.
"Saat ini ada pertemuan warga untuk saling silaturahmi pada hari Jumat setiap bulan sekali. Pertemuannya lesehan di tempat terbuka tapi tidak panas karena banyak pohon rindang. Warga sekitar yang merawat tempat ini," katanya. (bgs/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini