Ketua DPR Setya Novanto yang berasal dari Partai Golkar dikritik oleh koleganya, Bambang Soesatyo yang merupakan Sekretaris F-Golkar. Sikap Novanto menemui Trump dianggap tidak elok.
"Harus diakui kunjungan ke salah satu balon presiden AS tersebut kurang elok karena masih ada calon atau kandidat lainnya. Lebih dari itu, yang juga patut disesalkan adalah profil Trump sendiri yang bagi masyarakat Indonesia kurang positif. Yakni raja judi, rasis dan di-stigma anti islam," kata Bambang dalam siaran pers, Selasa (8/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maklumlah para pimpinan DPR itu belum satu tahun menjabat. Mungkin masih mencari bentuk dan format. Jadi, kalau ada salah-salah kata atau salah-salah langkah, dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkan," sambungnya.
![]() |
Baca juga: SETARA Institute: Kehadiran Novanto-Fadli Zon di Acara Trump Tak Etis
Bila Bambang mengkritik Novanto, sikap berbeda disampaikan oleh Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani terhadap Fadli Zon. Muzani membela Waketum Gerindra itu.
"Kalau saya lihat pertemuan itu karena Donald Trump akan berinvestasi," kata Muzani kepada wartawan di Gedung DPR, kemarin.
Muzani juga bicara soal aturan kunker ke luar negeri di F-Gerindra. Dulu, Prabowo pernah melarang anggota DPR dari Gerindra untuk ikut kunker ke luar negeri.
"Saya kira kan yang berkunjung pimpinan, tidak ada anggota yang ikut. Fadli kan ikut dalam kapasitas wakil ketua DPR. Di sana tidak ada anggota Gerindra yang ikut," ucap Sekjen Gerindra ini.
Muzani mengaku belum mengetahui sikap Ketum Gerindra Prabowo Subianto atas kontroversi ini. Dia baru akan bertemu dengan mantan Danjen Kopassus itu.
"Saya belum bertemu beliau (Prabowo) untuk sampaikan ini. Saya pasti akan sampaikan ini," ungkapnya.
(imk/tor)












































