"Saya sudah bicara dengan Imam Shamsi Ali via WhatsApp panjang lebar. Dia salah paham," kata Fadli dalam perbincangan, Jumat (4/9/2015).
Fadli kemudian meneruskan penjelasannya kepada Imam Shamsi. Waketum Gerindra tersebut menegaskan bahwa delegasi DPR bukan menghadiri kampanye Trump, melainkan hanya konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Imam Shamsi Ali menilai kehadiran Setya Novanto dalam kampanye Donald Trump sangat tidak etis karena posisinya sebagai ketua DPR. Ketua DPR mewakili negara dan negara tidak etis mendukung salah satu calon, apalagi menghadiri acara kampanye.
Berikut adalah penjelasan Fadli kepada Imam Shamsi Ali:
Ass, Pak Shamsi yb. Kami mmg ke sini dlm rangka IPU, semua rombongan. Ada dua org anggota DPR pakai biaya sendiri yg bukan ikut rombongan IPU.
Dari sini kami rencananya akan ketemu Speaker of the House n kaukus Kongres utk Indonesia.
Trump menerima kami di lantai 26, disiapkan makanan dan minuman. Sambil ngobrol, makan2 dan lalu foto2.
Sekitar 30 menit. Dia ada 2 project investasi di Bali dan Bogor. Kami tentu senang dg org yg investasi di Indonesia dlm situasi skrg.
Lalu Trump ajak kami ikut ke lantai bawah lobi, utk melihat konferensi persnya.
Sbg bentuk sopan santun ya tentu kita lihat dan memang jalan keluar gedung pun tertutup penuh org.
Jadi bukan kampanye Pak tp konferensi pers (imk/tor)