"Sudah sampai melihat Pulau Derawan, tapi kita menuju kesana nggak sampai-sampai, akhirnya muter-muter sampai minyak (bahan bakar) habis," jelas Suamphi, Selasa (18/8/2015).
Suamphi di dalam speed boat itu bersama Anis Cusmiyathi (31), Suhendy (13), Febby Saputri (32), dan Rafi Ahmad (8). Mereka baru saja pulang manggung, karena dua perempuan itu penyanyi dangdut yang biasa disewa menyanyi antar pulau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pasrah saja akhirnya, kami jauh dibawa gelombang. Di dalam boat hanya ada mie bungkus dan minuman botol yang habis dalam satu hari," urai dia.
Setelah makanan habis, mereka hanya mengandalkan air hujan. "Kami minum air hujan, kalau kurang air laut," tambah Suamphi.
Mungkin karena air hujan itu mereka bisa bertahan hidup dari lautan. "Anak-anak banyak tidur, nggak gerak," imbuhnya.
Kelaparan dan kehausan menerpa. Sebenarnya banyak kapal besar melintas di kejauhan, namun sulit mendekat karena gelombang.
"Hari ke delapan atau 7 Agustus, kami melihat MV Princess Maya. Kami pasang tenda (untul layar) dan mendayung agar bisa mendekat," terang Suamphi.
Harapan muncul. Para penumpang yang sudah lemas kembali bersemangat. Doa dipanjatkan dan akhirnya sampai ke kapal MV Princess milik Filipina.
"Kami dijemput pakai kapal kecil, kemudian dibawa ke kapal. Di atas kapal kami didiamkan dahulu, mereka tahu kami berhari-hari tidak makan. Lalu kamu diberi air panas dan bubur, kemudian setelah itu nasi dan mie instan," jelas dia.
Pihak KJRI Davao yang sudah mendapat informasi segera melakukan gerak cepat dan berupaya agar para WNI ini bisa segera dievakuasi ke darat karena kapal MV Princess masih berlayar. Hingga akhirnya 5 WNI ini dipindahkan ke kapal yang berlabuh dan dibawa ke darat. Sebelumnya pihak KJRI sudah mengirimkan makanan dan pakaian. (dra/dra)