Lebaran lalu, Rifai berbincang panjang lebar dengan kakak iparnya, Rizon Eka Putera, yang bekerja di RSJ Jambi. Menurut Rizon, orang gila tak perlu dikasari: dibentak-bentak, dihardik, atau dipukuli. Sebab, hal itu tidak berdampak apapun.
"LebihΒ baik bernegosiasi seperti dilakukan kakak ipar saya," kata Rifai dalam surat elektroniknya ke detikcom, Selasa (11/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah dikepung, orang gila itu tetap bersikukuh di tempat duduknya. Padahal ia dibentak-bentak dan diteriaki.
"Kakak ipar saya turun dan bergabung dengan kerumunan itu. Dia hampiri massa dan minta waktu untuk bernegosiasi dengan penumpang gelap di mobil ibu tersebut," jelas Rifai yang berprofesi sebagai penulis ini.
Rifai mengatakan kakak iparnya memulai negosiasi dengan pertanyaan yang ramah. Mulai dari persoalan rokok hingga uang. Orang gila itu kemudian keluar dari mobil dan mengambil rokok dan uang. Selamatlah si ibu dari gangguan orang gila berusia paruh baya itu.
Setelah negosiasi kelar, massa yang sebelumnya mengepung orang gila, bubar. Mereka hanya manggut-manggut ketika tahu Rizon bekerja di RSJ. Trik Rizon bisa dicoba dalam situasi tertentu. Tapi jika orang gila itu mengamuk sambil membawa senjata tajam seperti terjadi di Demak dan Kebumen (Baca: Pria Diduga Stres Mengamuk di Acara Ultah, 1 Anak Tewas), mungkin perlu strategi lain. (try/nrl)