Ketika Enam Pilot Terhalang, Dokter 'Diterbangkan' Tuhan ke Papua

Muda dan Menginspirasi

Ketika Enam Pilot Terhalang, Dokter 'Diterbangkan' Tuhan ke Papua

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Senin, 13 Jul 2015 11:09 WIB
Sumber: dok. Pribadi dr Riny
Jakarta - Niat baik bisa saja dimiliki semua orang, tetapi tak semua orang bisa sampai titik akhir capaian dari niatan itu. Sebuah niat penuh aksi heroik tertuang dalam benak dr Riny Sari Bachtiar, MARS ketika mencetuskan program dokter terbang.

Kini program itu sudah berjalan tiga kali dan amat mendapat antusiasme warga setempat. Tetapi secercah senyum dari warga tak serta merta digapai begitu saja. Ada secuil kisah perjuangan yang mewarnai langkah awal dr Riny dan kawan-kawan.

"Awal pertama kami mau buat dokter terbang itu ada sekelompok pilot dari satu maskapai perintis yang mau mengantar. Pertemuan awal berjalan sangat lancar ketika kita sama-sama punya visi untuk kemanusiaan," tutur dr Riny saat berbagi pengalaman isnpiratif dengan detikcom, Jumat (10/7/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak banyak maskapai yang mau menembus pedalaman Papua, apalagi ketinggiannya mencapai 2.200 di atas permukaan laut. Curamnya pegunungan siap menghalangi manuver pesawat-pesawat yang melintas.

Maka dari itu tak semua maskapai bisa kantongi izin untuk masuk wilayah itu. Untunglah para pilot yang awalnya diajak berbincang oleh Riny dan kawan-kawan bekerja pada maskapai perintis yang memang mengambil rute wilayah tersebut.

"Sebetulnya waktu itu kami ada 6 pilot dari salah satu airlines yang akan dibuka. Airlines yang pesawatnya kecil ada kumpulan pilot datang ke docotorShare karena (kami) cukup banyak ditayangkan dan mereka datang. Mereka gabung bikin airlines perintis dan mereka terangsang dan tergelitik jadi mereka mau terbangkan dokter ke sana," kata Riny.

Wanita kelahiran 1984 itu bercerita bagaimana momen tercetusnya dokter terbang bertepatan dengan ulang tahun kelima doctorSHARE, organisasi non-profit tempat dr Riny dan kawan-kawan bernaung. Sebelumnya organisasi itu sudah sukses mewujudkan dokter apung untuk merawat masyarakat pesisir yang tak tersentuh fasilitas kesehatan.

"Ternyata sewaktu kita mau eksekusi, baru ada pesawat hilang di lokasi itu. Mulailah perizinan semakin sulit untuk terbang ke sana. Apalagi keenam pilot ini terhitung sebagai maskapai baru," ujar dia.

Sempat terpukul oleh kenyataan yang tak terelakkan itu, Riny kemudian mencari-cari cara bagaimana bisa menjangkau ke sana. Untung saja pada zaman ini ada kecanggihan internet yang menghadirkan jawaban atas pertanyaan mereka.

"Puji Tuhan, kami langsung ditunjukkan dengan Yayasan Somatua. Mereka juga punya misi sosial dan kebetulan ketua yayasan itu namanya Maximus Tipagau punya perusahaan pariwisata," kata Riny.

Dia bepikir bahwa niat baik selalu diberi jalan oleh Tuhan untuk mewujudkannya. Tak peduli masyarakat yang ditolong berbeda secara suku hingga kepercayaan, tetapi niatan baik menolong sesama manusia haruslah terwujud.

"Ketika para pilot akan pending, kita justru dipertemukan dengan Yayasan Somatua. Sungguh ini jalan Tuhan," ungkap Riny dengan suara bergetar.

Berita menggugah dengan tema muda dan menginspirasi sengaja disajikan untuk membangkitkan semangat generasi muda untuk semakin kreatif dan inovatif dalam berbagai hal. Jika ada figur di sekeliling anda yang menginspirasi, anda bisa memberikan informasi kepada kami melalui email inspirasimu@detik.com. Ayo berkreasi untuk negeri, detik ini juga! (bag/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads