"Jadi begini, itu berkaitan dengan disipilin. Disiplin adalah nafas bagi prajurit, kenapa demikian? Karena prajurit itu dipilih dari jiwa-jiwa yang punya jiwa punya petualang. Yang disiapkan untuk bertempur," kata Gatot usai uji kelayakan calon Panglima TNI di Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Ravu (1/7/2015).
Dia mengatakan perlunya pendidikan bagi prajurit terkait pemaksaan disiplin. Ia yakin jika hal ini dipaksakan maka akan menjadi biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prajurit khususnya TNI itu kalau disuruh perang senang. Buktinya kalau setiap ke wilayah operasi sepertiย Aceh dan Papua. Contohnya ada anak buah 700 tapi yang terdaftar hanya 500, para komandan itu pusing sama yang sisanya 200. Apakah komandan tidak percaya sama saya? Padahal jatahnya memang cuma 500," ujarnya.
Lantas, jika memang masalah disiplin ini tak bisa diatasi maka kesatuan prajurit yang terlibat bentrokan dinilai tak profesional. Pihak pimpinan kesatuan pun yang dinilai paling bertanggung jawab.
"Selesai pendidikan maka komandan yang memimpin itu bertanggung jawab memelihara agar prajuritnya tetap disiplin. Jika ada perkelahian itu bisa dipastikan satuan itu tidak profesional karena tidak sesuai dengan jadwal yang padat," sebutnya. (hat/ega)











































