Isu Eksodus Tenaga Kerja China ke Indonesia, Benarkah?

Isu Eksodus Tenaga Kerja China ke Indonesia, Benarkah?

Rachmadin Ismail - detikNews
Selasa, 30 Jun 2015 08:49 WIB
Jakarta - Perbincangan hangat di media sosial kini seputar isu eksodus tenaga kerja China ke Indonesia. Ada yang khawatir, nasib Indonesia bakal seperti Angola yang rajin membangun, namun pekerjanya dari China. Benarkah kabar itu?

Isu ini berawal dari pemberitaan tentang tenaga kerja China di proyek pembangunan pabrik semen di Lebak, Banten, yang kerap buang air besar sembarangan. Dari situ, isu berkembang hingga eksodus tenaga kerja dari sebuah pabrik di Manokwari, Papua.

Pemerintah Jokowi dituding membuka keran pekerja asing China dan mempersempit nasib pekerjaΒ  dalam negeri seiring dengan meningkatnya kerjasama infrastruktur dengan mereka. Sejumlah berita penandatanganan proyek kerjasama pun ditautkan dengan kabar eksodus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bak bola salju, isu tersebut menggelinding hingga ke Afrika. Ada yang mengaitkan video dokumenter BBC tentang dominannya tenaga kerja China dii Angola. Proyek-proyek infrastruktur di sana, tak menyediakan tempat bagi warga setempat.

Pertanyaan besar pun muncul: apakah nasib Indonesia bakal sama seperti Angola?

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menjawab pertanyaan di atas dengan tegas. Dia memastikan tak ada eksodus atau banjir pekerja asal China di Indonesia.

"Tidak benar ada eksoodus karena kami cukup selektif mengeluarkan izin. Semua IMTA (Izin Memekerjakan Tenaga Asing) yang kami keluarkan untuk kedua pabrik ituΒ  sifatnya sementara (masa kerja hanya 6 bulan). Setelah itu mereka harus angkat kaki. Lagipula, para TKA itu kan hanya kerja di tahap konstruksi, bukan produksi. Jika konstruksi kelar, mereka segera pulang," tegas Hanif kepada detikcom, Selasa (30/6/2015).

Politisi PKB itu membeberkan data. Untuk dua perusahaan yang disorot yakni, PT Cemindo Gemilang hanya menerbitkan 17 izin pekerja asing dan PT Cimona, menerbitkan 432 izin untuk 6 bulan kerja.

"KarenaΒ  6 bulan,Β  maka kami perkirakan sebagian sudah pulang. Kenapa? Karena memang mayoritas dari mereka adalah TK untuk tahap konstruksi saja," terangnya.

Meski begitu, Hanif mengaku mendapat laporan jumlahnya lebih banyak di lapangan. Saat ini, dia sedang memverifikasinya. Jika benar, maka mereka bakal dideportasi.

Data yang dimiliki Hanif, selama periode Januari 2014- Mei 2015, izin bagi tenaga kerja China di Indonesia adalah 41.365. Namun yang masih berada di Indonesia jumlahnya sebesar 12.837. (mad/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads