Ronny saat ini bekerja sebagai animator di Double Negative Singapore, sebuah perusahaan yang fokus dalam pembuatan Visual Effects (VFX) untuk film-film Hollywood. Karya pria gondrong ini tak hanya bisa ditemukan di The Avengers dan Transformers, tapi juga film-film Hollywood lainnya.
"Proyek yang baru saja selesai saya ikut terlibat adalah Ant-Man (Marvel) yang akan rilis bulan Juli mendatang. Sebelumnya, di perusahaan yang berbeda, saya juga terlibat proyek The Avengers (2012), Pacific Rim (2013), Noah (2014), Transformers: Age Of Extinction (2014), dan Avengers: Age Of Ultron (2015)," tutur Ronny saat berbincang dengan detikcom melalui surat elektronik, Jumat (19/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya saya kuliah di Arsitektur UI, namun pada akhir masa kuliah merasa kurang cocok. Dari masa kuliah ini saya berkenalan dengan penggunaan 3D software, dan kemudian saya memutuskan untuk memulai belajar animasi secara otodidak, karena saat itu tidak tersedia fasilitas edukasi yang memadai di Indonesia," ujarnya.
Bagi Ronny, tak ada alasan untuk belajar sesuai apa yang diinginkan meski fasilitas tak tersedia. Hal tu lebih baik ketimbang harus memaksakan diri mempelajari hal yang kurang diminati.
Sayangnya kebanyakan orang di Indonesia memilih pasrah dengan kondisi yang ada. Padahal ada banyak hal di luar sana yang bisa dieksplorasi.
"Setelah lulus kuliah saya bertekad membuat portfolio animasi, dan akhirnya saya mendapatkan pekerjaan pertama saya sebagai animator di Infinite Frameworks Batam. Sampai saat ini, saya sudah menjalani karir sebagai animator selama sekitar 9 tahun," imbuh Ronny.
Sejak sebelum kuliah Ronny sudah tertarik dengan hal-hal yang berbau seni. Tetapi pendidikan formal di Indonesia masih sangat sedikit yang mendukung minat untuk mempelajari seni.
"Karena merasa enggak cocok di Arsitektur, saya akhirnya memilih kembali ke passion saya terhadap Arts, dan pada saat itu saya juga tertarik dengan penggunaan 3D software untuk menghasilkan CGI. Setelah mencari-cari info tentang industri CGI & animasi, saya jadi tahu kalau latar belakang seseorang tidak terlalu berpengaruh untuk bisa kerja di bidang ini, yang penting adalah skill dan portfolio yang bagus, yang bisa bersaing dengan kandidat yang lain. Dari sinilah harapan saya muncul dan saya memutuskan untuk mencoba karir di dunia animasi," papar pria kelahiran 1983 ini.
Tentu saja buah keinginannya itu sudah bisa dinikmati saat ini. Ronny pun kini dipercaya sebagai orang yang mampu mengendalikan efek-efek animasi sehingga bergerak selaras dengan hasil tangkapan kamera.
Mau tahu lebih jauh tentang Ronny? Ikuti artikel-artikel soal Ronny di detikcom! (bpn/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini