Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono mengatakan kondisi tekstur bebatuan di puncak Gunung Merapi usai letusan terakhir mudah terlepas. Untuk antisipasi keadaan yang tidak diinginkan, dipasanglah plang larangan mendaki puncak Garuda di sekitar Pasar Bubar atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Bubrah.
"Otomatis setelah letusan tahun 2010 terjadi penggelembungan kubah merapi besar-besaran, dan letusan itu membuat bagian-bagian di sekitar merapi menjadi labil," ujar pria yang akrab disapa Mbah Rono ini kepada detikcom, Rabu (20/5/2015).
Menurutnya, setelah letusan tahun 2006, puncak Garuda hanya tersisa sedikit. Lantas di letusan tahun 2010 telah mengakibatkan puncak Garuda benar-benar hancur.
"Setelah letusan tahun 2006 sudah tersisa sedikit puncak Garuda, setelah letusan tahun 2010 baru benar-benar puncak Garuda nggak ada lagi. Kondisi tanah di Gunung Merapi sekarang jauh banget dengan sebelumnya, sekarang mudah lepas batunya, sebelumnya relatif stabil," ungkapnya.
Meninggalnya mahasiswa Universitas Atmajaya, Erri Yunanto yang terjatuh di kawah Merapi diharapkan menjadi kejadian terakhir yang menimpa pendaki Gunung Merapi. Meski telah terpasang larangan mendaki hingga puncak, masih banyak para pendaki yang nekat mendaki hingga puncak tertinggi Merapi.
"Ya memang kalau di atas antara hati dan pikiran menjadi berbeda, alam harus dihadapi secara berimbang. Rasa keinginan sampai puncak dengan bangganya kita kadang melanggar aturan. Saya kira ini (Erri) harus menjadi korban terakhir di Gunung Merapi," terang Surono.
"Sebisa mungkin jangan melanggar larangan, agar Merapi tetap menjadi gunung berapi ramah buat para pendaki. Semua resiko terjadi saat ada aturan yang tidak diikuti. Manakala itu dilanggar akan terjadi resiko yang tidak diinginkan, akibatnya pendakian di Merapi sekarang jadi ditutup selama 5 hari," sambungnya.
(tfn/ndr)