Kakatua Jambul Kuning Sulit Berkembang Biak, Jangan Pisahkan dari Alam

#SaveSiJambulKuning

Kakatua Jambul Kuning Sulit Berkembang Biak, Jangan Pisahkan dari Alam

Rachmadin Ismail - detikNews
Jumat, 08 Mei 2015 12:12 WIB
Getty Images
Jakarta -

Kakatua jambul kuning adalah salah satu jenis hewan monogami. Mereka tidak bisa berkembang biak dengan pasangan lainnya. Artinya, bila salah satu burung langka itu 'dipisahkan' dari alam lalu dipelihara di rumah, maka rantai generasi mereka bisa saja terputus.

Peneliti dari organisasi Burung Indonesia, Hanom Bashari, mengatakan kakatua jambul kuning adalah salah satu jenis burung yang sulit berkembang biak. Mereka hanya bertelur setahun sekali dan ketika bertelur hanya memproduksi 1-2 butir saja.

"Memang pernah ada tiga butir. Tapi itu sangat jarang. Saya waktu di Sumba hampir nggak nemu yang dua butir, paling satu. Biasanya itu menetas," jelas Hanom saat berbincang dengan detikcom, Jumat (8/5/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanom tidak bisa membayangkan seandainya ada salah satu burung yang ditangkap lalu terpisahkan dari pasangannya. Maka ada kemungkinan si betina tidak bisa bereproduksi kembali.

"Walaupun kita belum melihat itu di alam secara langsung. Tapi karena ini hewan monogami ya logikanya begitu," terangnya.

Terkait pemeliharaan burung langka di rumah, Hanom dan rekan-rekan pernah membuat sebuah riset di Indonesia timur. Di satu wilayah, dia menemukan setidaknya satu dari setiap 13 rumah yang didatangi memelihara burung kakatua langka, dari kakatua putih sampai jambul kuning.

Karena itu, dia memprediksi, khusus burung kakatua kecil jambul kuning, jumlahnya kini di Indonesia tak lebih dari 1.000 ekor.

"Itu sudah dalam level yang sangat kritis sekali. Ini tidak boleh ditangkap dalam alasan apa pun," jelasnya.

Dia pun mengimbau pada semua pemilik hewan langka di rumah, agar segera mengembalikannya ke alam. Tidak ada manfaatnya sedikit pun memelihara burung tersebut di rumah.

"Jauh lebih bermanfaat bagi alam dan manusia kalau kakatua jambul kuning itu dikembalikan ke habitatnya," tegas spesialis biodiversity conservation ini.

#SaveSiJambulKuning adalah gerakan menyadarkan masyarakat agar mengembalikan satwa langka yang dipelihara di rumah ke alam liar. Sudah saatnya kita tidak bisa berpangku tangan saja melihat populasi mereka yang terjun bebas hingga mendekati titik punah.

Gerakan ini terdiri dari mengembalikan hewan langka di rumah ke alam lewat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di wilayah masing-masing. Laporkan bila ada yang memelihara hewan langka di sekitar Anda.

Bagi Anda yang sudah mengembalikan hewan langka tersebut atau berniat mengembalikannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), silakan mengirim foto hewan ke pasangmata.com atau redaksi@detik.com. Bila di lingkungan Anda ada yang memelihara kakatua jambul kuning, silakan juga laporkan ke BKSDA atau kepolisian terdekat dan pasangmata.com. Jangan lupa sertakan kontak Anda.



(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads