"Ini cerminan dari masyarakat, para siswa siswi kita ini melakukan berbagai hal yang tidak bisa lepas dari apa yang ada di masyarakat, apa yang mereka lihat dan saksikan, karena Indonesia sedemikian terbuka, dan merupakan imitasi dari budaya global," ujar Sosiolog Musni Umar saat berbincang dengan detikcom, Kamis (23/4/2015).
Menurutnya, masuknya budaya global dan diaplikasikan oleh generasi muda terjadi karena peranan orangtua yang semakin sedikit dalam rumah tangga. Selain itu penanaman nilai moral kepada anak pun tak sebesar dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara peran sekolah dewasa ini hanya memberikan pelajaran secara kognitif, tanpa adanya penanaman nilai moral kepada para murid.
"Pesan sekolah hanya memberikan pelajaran secara kognitif, hanya pelajaran formal. Saat ini yang diperlukan adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak yang bersumber dari ajaran agama yang sudah semakin berkurang," kata dia.
"Akibatnya para siswa ini mencari di lingkungan mereka, dan lingkungan global yang mereka tiru dan mereka menjadi sangat ingin melakukan hal seperti itu," sambung Musni.
Yang terjadi ini, kata dia, tak hanya di Jakarta saja, namun sudah menyebar ke seluruh kota yang ada di Indonesia. Hal ini tak terlepas dari pengaruh budaya global yang berasal dari barat yang diasimilasikan oleh generasi muda dalam keseharian mereka.
"Seluruh kota, karena hal ini terjadi karena faktor globalisasi yang mebawa suatu perubahan keterbukaan, yang terjadi saat ini adalah penjajahan budaya, jadi nilai budaya kita yang tinggi berperang dengan budaya global yang datang dari barat. Ini yang dipakai adik-adik kita sementara lingkungan membiarkan, tidak ada lagi yang namanya filter," tutupnya.
(rni/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini