"Banyak. Setelah itu banyak yang ngancam-ngancam, neror. Mereka tanya, 'rumahmu di mana?β Sini kumolotov!'. Ada ratusan pesan masuk ke Line," kata Tsaqif usai menerima penghargaan dari KPK di sekolahnya SMAN 3 Yogyakarta, Jalan Yos Sudarso, Kotabaru, Rabu (22/4/2015).
βTsaqif mengaku tak kenal dengan orang-orang yang mengancamnya tersebut. Meski mendapat ancaman, dia tak merasa takut atau tertekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangtua mendukung saya. Tapi ibu yang takut, ke mana-mana nggak boleh sendirian,"β imbuhnya.
Anak kedua dari empat bersaudara ini memang memiliki prinsip yang kuat akan kejujuran dan integritas. Dia mengaku sikap ini diajarkan oleh sang ayah Arief Wismadi yang seorang dosen arsitektur di UII.
"Bapak saya luar biasa. Ada kejadian, saya beli minuman, saya buang saja tempatnya keluar mobil. Beliau marah, 'kamu jangan begitu'. Beliau sampai turun mobil dan mengambilnya (sampah). Integritasnya luar biasa," kisahnya.
Di tengah budaya pragmatis, keberanian Tsaqif cukup menarik perhatian. Hari ini, ia dan empat temannya diberi 'award' berupa pin simbol kejujuran oleh KPK. Empat teman Tsaqif turut diberi award karena melaporkan kebocoran UN ke sekolah. Sedangkan Tsaqif melapor ke UGM via email.
(sip/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini