Pertunjukan diiringi workshop Tari Legong itu disampaikan oleh sang maestro Dr. Bulantrisna Djelantik di Aula Nusantara KBRI Den Haag, bertepatan dengan World Heritage Day, Sabtu (18 April 2015) waktu setempat.
"Ini merupakan bagian dari kampanye Indonesia untuk melestarikan Tari Legong dan mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia," ujar Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo dalam sambutannya.
Kepada penonton dan peminat seni, KUAI menyampaikan bahwa Bulantrisna Djelantik adalah seorang maestro Legong, yang karya-karyanya sudah dikenal oleh dunia, salah satunya adalah Legong Asmaradana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulantrisna pada kesempatan itu mengetengahkan karyanya βLegong Kupu-kupu Carumβ, yang dimainkan oleh dua penari dari Bengkel Tari Ayu Bulan.
Sedangkan Bulantrisna sendiri menampilkan Tari Legong Lasem, yang menceritakan kisah penculikan putri Langkesari oleh Raja Lasem.
Di samping pertunjukan tari, Bulantrisna juga menyampaikan presentasi mengenai filosofi Legong, nota bene tarian ini telah bertahun-tahun menjadi salah satu tarian yang sering dipentaskan pada kegiatan kebudayaan di Bali.
"Indonesia tengah mendaftarkan 9 tarian ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia, yakni Sang Hyang Dedari, Legong Kraton, Rejang, Gambuh, Topeng, Barong, Baris Joged Bumbung dan Wayang Wong," cetus Bulantrisna.
Bulantrisna memanfaatkan peluang tampil di Belanda untuk mengajak penonton ikut mengkampanyekan tarian-tarian tersebut agar segera mendapat pengakuan dari UNESCO.
Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya Azis Nurwahyudi dalam keterangan persnya mengatakan bahwa selain di KBRI Den Haag Legong Poetic Dialogue ini juga dipresentasikan di Leiden University dan acara Indomania, Amsterdam.
Hadir di antara penonton pada pertunjukan Tari Legong oleh Bulantrisna antara lain para kolega dan murid-muridnya dari berbagai kota di Belanda.
Mereka terlihat tekun dan cermat menyimak setiap gerakan tarian klasik Bali yang sangat lentur dan cukup rumit itu.
"Kampanye tarian Legong di Belanda ini berhasil direalisasikan berkat kerjasama Rumah Budaya Indonesia, Bengkel Tari Ayu Bulan dan KBRI Den Haag," pungkas Azis.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini