Tentang Para Tekong Kapal di Benjina yang Berkuasa Bak Raja

Perbudakan Benjina

Tentang Para Tekong Kapal di Benjina yang Berkuasa Bak Raja

- detikNews
Selasa, 07 Apr 2015 11:39 WIB
Jakarta - Para ABK Myanmar, Laos dan Kamboja mengaku diperlakukan tak adil selama bekerja di kapal Thailand yang beroperasi di Benjina, Kepulauan Aru, Maluku. Mereka dipaksa bekerja selama 22 jam, gaji kecil, bahkan kadang disiksa. Dugaan sementara, perintah itu semua datang dari tekong alias pemimpin kapal.

Dalam bahasa Thailand, tekong artinya pemilik kapal. Namun ada yang mengartikannya juga sebagai nakhoda, sebagian lagi mendefinisikan sebagai pemimpin kapal. Intinya, dia adalah sosok yang paling berkuasa di atas kapal. Dalam konteks di Benjina, para tekong mewakili perusahaan pemilik kapal asal Thailand.

Tekong bisa memerintahkan seorang ABK mendapat hukuman atau tidak. Bila ada yang malas bekerja atau membuat onar, seorang tekong bisa menyuruh ABK tersebut dimasukkan ke tahanan atau mendapat hukuman fisik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Site Operational Departement Head PT Pusaka Benjina Resources (PBR) Hermanwir Martino menjelaskan, sel tahanan yang ramai diberitakan media asing itu tempat para ABK yang berbuat onar. Mereka dikirim ke sana atas perintah tekong.

"Jadi kalau ada ABK yang mabuk terus berkelahi, mereka dipisahkan ke ruangan ini. Ini namanya rumah penitipan sementara, bukan sel tahanan. Yang memerintahkan dibawa ke sini biasanya tekong," jelas Herman saat dikonfirmasi di Benjina, beberapa hari lalu.

Seorang tekong juga bisa memberikan hukuman fisik, bila ada ABK-nya yang tidak bekerja maksimal. Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Laksda TNI (purn) Asep Burhanuddin mengungkapkan, para ABK itu ada yang disetrum dan disiksa bila ketahuan tertidur atau malas bekerja.

Perintah penyiksaan datang dari tekong, namun algojonya orang lain. Polisi dan tim Satgas Illegal Unreported Unregulated Fishing sebelumnya berhasil menangkap pria yang diduga sebagai algojo. Dia adalah orang lokal bernama Yopi. Kepada penyidik dan tim Satgas, Yopi mengakui perbuatannya.

"Dia mengaku melakukan kekerasan fisik, tapi ngakunya di kapal dan baru kepada dua orang," terang Asep kepada detikcom.

Tekong juga berwenang dalam penentuan gaji. Data yang diperoleh pihak Satgas, terjadi diskriminasi gaji di Benjina. ABK WN Thailand mendapat gaji rata-rata Rp 3 juta per bulan, sementara ABK Indonesia Rp 1,5 juta, dan ABK asal Myanmar rata-rata Rp 1 juta, bahkan ada yang tidak dibayar.

Duit untuk para ABK asing, khususnya Thailand, menurut pihak perusahaan, diberikan melalui tekong. Tekong itu kemudian membagikannya pada ABK. Jumlahnya berapa per kepala, perusahaan tidak tahu. Bahkan ada temuan, ternyata duit gaji WN Thailand itu dikirim dari perusahaan Thailand, bukan dari PT PBR. Khusus untuk ABK Indonesia, diserahkan langsung oleh PT PBR. Mereka menerimanya per bulan.

Tim Satgas yang dikomandoi Asep Burhanuddin pada akhir pekan lalu mengumpulkan para ABK non Thailand. Mereka mewawancarai satu per satu ABK tersebut dan kemudian menyimpulkan terjadinya dugaan perbudakan.

Setelah mewawancarai ABK Myanmar, mereka kemudian mengumpulkan para tekong asal Thailand. Belum jelas apa kesimpulannya, namun setelah itu dibuat keputusan untuk memulangkan para ABK Myanmar, Laos dan Kamboja dengan alasan keamanan.

Sekilas dari fisik para tekong memang berbeda dengan ABK-ABK. Sebagian besar di antara mereka berperawakan besar, memakai gadget yang terkini seperti ponsel berukuran layar lebar berkamera, memakai pakaian rapi dan berkalung.

Phisit, salah seorang tekong mengaku mendapat gaji cukup tinggi yakni sekitar 18.000 baht per bulan atau Rp 7 juta per bulan. "Gaji dikirim langsung ke keluarga saya dan ada sebagian yang ke saya," ujarnya dalam bahasa Inggris.

Menurut warga sekitar, para tekong ini juga dikenal paling royal saat belanja atau bahkan berkaraoke di lokalisasi sekitar Benjina. Mereka rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk hiburan selepas melaut.

Kini, para tekong tersebut terancam kehilangan pekerjaan setelah Menteri Susi Pudjiastuti berencana menutup aktivitas di Benjina. Mereka juga kini sudah kehilangan banyak ABK karena orang-orang Myanmar memilih pulang daripada jadi 'korban' penyiksaan dan gaji yang rendah.


(mad/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads