Kepala BKSDA Aceh, Genman Hasibuan, mengatakan, warga meminta buaya yang masih dalam kerangkeng dibawa ke rumah korban untuk mencari bagian tubuh korban di dalam perut buaya pada Minggu (5/4). Begitu tiba di rumah korban, buaya tersebut langsung dibakar oleh masyarakat.
"Bagian tubuh manusia yang hilang kan harus dicari, warga nekat membelah perut buaya untuk mencari bagian tubuh korban, tapi tidak ditemukan," kata Genman saat dihubungi detikcom, Senin (6/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril hilang diseret buaya di Sungai Singkil kawasan Pulo Pes, saat tengah mencari lokan bersama istri dan seorang anaknya dengan cara menyelam ke dasar sungai. Berdasarkan keterangan masyarakat, lokasi tempat hilangnya Yusril merupakan habitat buaya.
Menurut Genman, biasanya buaya tidak langsung memakan korban setelah diseret ke semak-semak. Hewan reptil ini menyimpan terlebih dahulu jasad manusia yang dimangsanya hingga busuk.
"Kebiasaan buaya, jasad yang dimangsanya disimpan dulu dan setelah busuk baru di makan. Buaya kan suka yang busuk-busuk," jelas Genman.
Genman mengungkapkan, hingga kini belum ada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus meneliti soal buaya di Aceh. Padahal, konflik buaya dan manusia di provinsi berjuluk Serambi Mekkah masih sangat tinggi.
"Kita tidak tau berapa ekor jumlah buaya di sana. Di Aceh hingga kini belum ada LSM yang fokus dengan buaya," ungkap Genman.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini