Rekan Rina di Fraksi Gerindra DPRD DKI, Prabowo Soenirman, berbicara soal Rina. Dia mempersilakan KPK menelisik keterlibatan Rina dalam pengadaan buku tahun lalu itu.
"KPK silakan telisik, kalau memang bersalah silakan diusut. Tapi jangan juga dihukum terlebih dahulu bila βbelum terbukti bersalah," kata Prabowo yang juga anggota Fraksi Gerindra ini di Gedung DPRD, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (31/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, sosok Rina disorot media. Menurut Prabowo, Rina masih sering datang ke DPRD sepulangnya dari menunaikan ibadah umrah.
"Beliau umrah dua minggu, baru pulang Kamis (26/3) lalu, kemudian Jumat (27/3) bertemu saya juga di DPRD ini," kata Prabowo.
Tekanan psikologis karena sorotan publik atas namanya membuat Rina belum siap menghadapi media. Bahkan, Prabowo menuturkan, Rina memutuskan untuk mengganti nomor ponselnya lantaran sering dihubungi dan ditanyai soal kasus yang dikaitkan kepadanya.
"βGanti nomor karena capek ditanyai teman-teman. Biar bagaimanapun dia butuh privasi juga. Tolong jangan di-'judge' dulu," kata Prabowo.
Rencananya, Rina bakal muncul bicara di depan publik sambil hadir di rapat paripurna terdekat, rencananya βKamis (2/4).
βSebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan soal pengadaan buku dalam APBD DKI ke KPK. Khusus untuk dugaan kasus yang melibatkan Rina, ada enam judul buku yang disorot.
"βDi kasus buku, peran DPRD sekarang adalah sebagai penulis, misalnya di pengadaan 6 judul buku Hikayat Ibukota, Perempuan, dari Rezim ke Rezim, Jakarta Dulu Rawa Kini Menara, Menapak Kota Harapan dan Delman Menuju MRT ini pengadaan 2014, penulisnya tadinya bukan anggota DPRD tapi sekarang anggota DPRD," kata peneliti ICW, Febri Hendri usai menyetorkan laporan di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (26/3).
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini