Ali menuturkan kejadiannya saat dia melancarkan tendangan tanpa bayangan a la pendekaβr Fong Sai Yuk, di Pos Perlintasan Kereta Api Jl Purbaya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (1/3/2015).
"Saya kejar, teriakin mereka, 'Berhenti!' Saya refleks, spontanβ saja sih, terus saya tendang dia karena nggak mau berhenti," kata Ali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"βSaya nggak takut, karena saya pikir di dekat situ sudah pasti ramai. Mana ada tukang ojek pula. Mereka-mereka ini pasti menolong, nggak mungkin diam saja bila saya terancamβ," jawab Ali.
Jiwa sosial-komunal yang diyakini Ali masihβ bersemayam pada masyarakat setempat membuat Ali percaya diri menghajar si begal. Benar saja, setelah Ali mengamankan si begal, orang-orang di sekitar ikut ramai membantu menghabisi si begal.
"Setelah itu dia babak belur diinjak-injak beramai-ramai," kata dia.
Namun satu lagi yang membuat Ali berani mengejar begal. Ali menyangka kawanan begal itu tak membawa senjata. Tapi ternyata jempol kanan Ali berdarah setelah menendang perut si begal. Ternyata yang ditendang Ali adalah golok.
"βTukang ojek ikut melihat, eh ternyata bawa golok dia, langsung dihajar. Kalau sebelumnya saya tahu dia bawa golok, wah bahaya juga," kata diaβ.
(dnu/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini