Pada nisan kayu yang mereka bawa, tertulis RIP KPK lahir 16-12-2003 wafat 16-02-2015. Mereka juga menabur bunga di depan patung Pangeran Diponegoro di Jalan Pahlawan Semarang sambil memegang bendera setengah tiang yang dipasang pada tongkat pramuka.
Unjuk rasa tersebut diberi nama gerakan satu padu sapu koruptor juga diwarnai aksi menyapu jalan sebagai wujud membersihkan para koruptor dari bumi Indonesia. Mereka juga mengecam keputusan hakim Sarpin Rizaldi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para aktivis itu juga mengelilingi patung Pangeran Diponegoro sambil menyapu jalan, berorasi, dan juga menyanyikan lagu bernada kecaman terhadap hakim Sarpin.
"Sarpin enyahlah dari republik ini, sebagai sarjana hukum, saya kecewa," teriak Eko.
Menurut Eko, keputusan hakim Sarpin akan memicu langkah serupa yang akan diambil oleh tersangka koruptor agar lolos dari jeratan hukum.
"Itu harapan koruptor, pasti mereka pesta pora. KPK harus ambil langkah kasasi," tegasnya.
(alg/try)