Saat mendatangi Atambua, Sabtu (14/2/2015), detikcom berkesempatan menengok perbatasan RI-Timor Leste. Untuk mencapai Atambua, kita bisa menggunakan pesawat jenis ATR dari Kupang dengan waktu tempuh 40 menit atau menggunakan jalan darat selama 6 jam.
Dari Bandara AA Bere Talo, Atambua, kita harus menempuh jarak 30 km lagi menuju perbatasan. Sepanjang perjalanan, mata kita akan dimanja dengan pemandangan laut di kiri dan perbukitan di sisi kanan kita.
Di pintu masuk perbatasan, kita harus melapor ke pos polisi dan meninggalkan STNK kendaraan. Selain itu, sebenarnya penjagaan tidak terlalu ketat. detikcom yang ditemani warga sekitar bisa berjalan kaki hingga masuk ke wilayah Timor Leste.
Perbatasan RI-Timor Leste ditandai dengan pilar yang terpisahkan oleh sebuah jembatan kecil di atas sungai. Ada pula gapura dengan tulisan 'Selamat Jalan' dan 'Welcome to Indonesia' di sebaliknya.
"Garis batas negara berada di antara pilar ini dengan pilar di seberang sungai," bunyi tulisan di pilar. Kata-kata tersebut juga tertulis dalam bahasa Portugis dan Inggris. Bendera Indonesia dan Timor Leste tercetak di situ. Pilar itu juga ditandangani oleh Hassan Wirajuda dan Jose Ramos Horta pada tahun 2005.
Melewati jembatan itu, otomatis kita sudah masuk ke wilayah Timor Leste alias di luar negeri. Berjarak sekitar 500 meter, ada sebuah jembatan dengan gapura yang lebih besar menyambut kita dengan ucapan selamat datang.
"Bem Vindoa - Welcome to Timor Leste," bunyi tulisan di gapura itu.
Masih ada lagi satu gerbang untuk melapor apabila ingin masuk ke wilayah Mota Ain, wilayah Timor Leste yang berbatasan dengan Indonesia. Untuk menuju Dili yang merupakan ibu kota negara Timor Leste, kita masih harus menempuh perjalanan darat selama 3 jam.
Sebuah prasasti berbahasa Portugis terpasang di depan gerbang dengan tanda tangan Xanana Gusmao, PM Timor Leste yang baru-baru ini mengundurkan diri. Itu adalah prasasti peresmian gerbang perbatasan tersebut.
Tidak tampak penjagaan ketat yang berlebihan di area perbatasan. Jack, warga Atambua yang mendampingi detikcom, mengatakan bahwa apabila tidak ada suatu kasus ataupun pergolakan tertentu, kondisi memang biasa-biasa saja.
"Di sekitar perbatasan juga sebenarnya banyak jalan tikus lewat hutan," kata Jack.
Penjagaan ketat memang tidak terlihat di gerbang resmi, namun hal berbeda dengan di jalur tikus. Masih banyak warga yang menyeberang lewat jalur ilegal karena tidak memegang dokumen.
Perbatasan RI-Timor Leste ini terletak di pinggir Selat Ombai. Pemandangan laut di sore hari menjadi suguhan bagi warga yang duduk-duduk santai di sekitar perbatasan.
Presiden Joko Widodo sempat meninjau perbatasan RI-Timor Leste di Atambua ini pada Desember 2014 silam. Kedatangan Jokowi itu di sela-sela perayaan HUT ke-56 NTT.
Atambua adalah ibu kota Kabupaten Belu, NTT yang menjadi pusat penampungan pengungsi dari Timor Timur setelah referendum. Mayoritas penduduknya beragama Katolik, bahkan Atambua juga merupakan sebuah Keuskupan yang persentasi penganut Katoliknya sangat tinggi yakni 95% dari total jumlah penduduknya.
(imk/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini