Mengenal Oegroseno yang Gencar Mendesak Komjen Budi Gunawan Mundur

Mengenal Oegroseno yang Gencar Mendesak Komjen Budi Gunawan Mundur

- detikNews
Selasa, 27 Jan 2015 14:12 WIB
Komjen (purn) Oegroseno bersama Presiden Jokowi dan Tim Tujuh (Foto - Intan/Setpres)
Jakarta - Komisaris Jenderal (Purn) Oegroseno merupakan satu-satunya pensiunan jenderal Polri yang mendesak agar Komjen Budi Gunawan mundur dari bursa calon Kepala Kepolisian RI. Dia pun mengkritik proses seleksi calon Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak melibatkan Dewan Kebijakan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).

Mantan Wakil Kepala Polri itu mendesak Presiden melakukan seleksi ulang calon Kapolri setelah Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka kasus 'rekening gendut' oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Seperti apa sosok Oegroseno?

Nama Oegroseno mulai tenar ke publik saat menjabat Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah pada 2006. Ketika itu dia yang masih menyandang pangkat brigadir jenderal menolak untuk mengeksekusi terpidana mati Fabianus Tibo dan dua temannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal perintah eksekusi itu datang langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diteruskan ke Kejaksaan Agung dan Kapolri Jenderal Sutanto.

Atas penolakan itu, Oegro kemudian dicopot dari jabatannya dan 'dikandangkan' di Markas Besar Kepolisian RI dengan jabatan Kepala Pusat Pengolahan Data.

Alumnus Akademi Kepolisian tahun 1978 kelahiran 17 Februari 1956 itu tak kecil hati. "Orang yang belum tentu bersalah masak dihukum. Saya tidak mau kelak ada penyesalan seumur hidup. Lebih baik saya dicopot daripada melakukan eksekusi," kata Oegro ketika itu.

Selama beberapa tahun nama Oegro nyaris 'tenggelam' hingga kemudian dia diangkat menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam). Saat menjadi Kadiv Propam Oegro tetap bersikap kritis.

Oegro mengkritik cara penyidik Polda Metro saat menangani kasus penganiayaan Aan di gedung Artha Graha Jakarta. Dia juga mengkritisi penyidikan kasus yang melibatkan mantan Kebareskrim Komjen Susno Duadji.

Atas sikap kerasnya itu pada Maret 2010 Oegro dimutasi menjadi Kapolda Sumatera Utara yang kian melambungkan namanya. Saat memimpin Polda Sumut, Oegro tak segan terjun langsung memimpin anak buahnya memburu kelompok teroris pimpinan Fadli.

Kelompok teroris pimpinan Fadli inilah yang diduga melakukan perampokan di Bank CIMB Niaga Medan dan menyerang Markas Polsek Hamparan Perak. Sukses menyelesaikan kasus perampokan CIMB Niaga, Oegro diangkat menjadi Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri. Pangkatnya naik menjadi komisaris jenderal.

Oegro kemudian diangkat menjadi Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan, dan pada 2 Agustus 2013 dia dilantik menjadi Wakil Kepala Kepolisian RI. Dia pensiun pada Februari 2014 lalu.

Satu tahun setelah pensiun dari korps Bhayangkara, Oegroseno ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi anggota Tim Tujuh yang diberi tugas menyelesaikan konflik antara Polri vs KPK.

Dia pun berjanji akan menyampaikan semua persoalan yang saat ini terjadi khususnya di kepolisian. "Nanti saya akan sampaikan juga, semua harus disampaikan kepada beliau (Presiden) meski pahit sekalipun," kata Oegro saat berbincang dengan detikcom, Senin (26/1/2015).


(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads