Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala menilai Jokowi 'cerdas' dalam menunjuk Budi Gunawan sebagai Kapolri. Sebab, Kompolnas sendiri saat itu baru memberikan paparan draft 4 calon Kapolri yang akan dilanjutkan dengan melakukan wawancara ke orang-orang sekeliling kandidat.
"Tiba-tiba besoknya Jokowi kirim surat ke DPR, cerdas sekali kan beliau. Kami dipakai kampanye, seakan-akan clearence itu dari kami. Padahal kami masih melakukan penelitian rekeningnya, segala macamnya," jelas Adrianus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kemudian, keputusan presiden dalam penunjukkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal itu tersandera di KPK yang menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut. Hal ini kemudian membuat Jokowi 'galau'.
"Ketika beliau pada situasi antara melantik dan tidak, siapa sangka dia mengeluarkan keputusan menunda pelantikan," imbuhnya.
Saat ditanya apakah Kompolnas berkeinginan agar Budi Gunawan segera dilantik, Adrianus menjawab diplomatis.
"Kompolnas bukan lembaga berpolitik. Dalam konteks itu, kami memilih beberapa calon yang sesuai UU, setidaknya pernah duduki jabatan Kapolda tipe A. Sebenarnya keluar 5 orang, termasuk Budi Gunawan," tuturnya.
"Undang-undang menyatakan bahwa kami hanya memberikan saran dan pertimbangan. Tapi kalau akhirnya presiden pilih BG, ya itu pilihan presiden," ia menambahkan.
(mei/mpr)