Menyingkap Tradisi 'Orang Laut' dari Kalimantan Tengah

Menyingkap Tradisi 'Orang Laut' dari Kalimantan Tengah

- detikNews
Selasa, 06 Jan 2015 08:07 WIB
Jakarta - Obrolan pagi itu di sebuah warung kopi 'KPK', atau 'Kedai Penyedia Kopi' yang diakronimkan oleh pemiliknya cukup berbeda. Kedai yang terletak di depan RSUD Imanuddin, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah itu memang sering disinggahi tamu dari beragam kalangan.

Kali ini dua orang PNS yang bekerja di kabupaten setempat sedang menikmati kopi sambil berbincang isu terhangat. Masih seputar pesawat AirAsia QZ8501, tapi kali ini dikaitkan dengan tradisi masyarakat setempat.

"Sejak peristiwa itu saya jadi belum mancing lagi sampai sekarang. Padahal di Teluk Kumai situ banyak ikan kakap merah," ungkap salah seorang PNS itu bernama Muhammad Amrullah, Senin (5/1/2015) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, di pasar ikan juga katanya ikan laut tidak laku. Masyarakat belum mau makan ikan laut, mungkin," kata rekannya yang bernama Aritonang.

Sambil lalu obrolan pagi itu, tak terasa setengah gelas kopi sudah terminum. Entah disambungkan dari mana, tiba-tiba pembicaraan mengarah kepada tradisi masyarakat setempat.

"Biasanya orang pesisir kalau mau melaut itu, kalau bawa bekal, sebagian bekalnya dilempar ke laut. Katanya untuk makanan 'orang laut' dan biar tidak diganggu," tutur Amrullah.

"Saya juga kalau mancing biasa begitu. Jadi dapat ikan besar," lanjut dia.

"Mungkin buat mencari badan pesawat harus begitu juga?" timpal Aritonang.

Terdiam sesaat Amrullah sambil menyeruput kopi. Tiba-tiba dia teringat sesuatu tentang kapal tongkang yang tenggelam di sekitar perairan itu.

"Biasanya ada orang pintar yang bisa bantu. Saya kenal salah satunya, namanya Haji Zailani dari Kampung Baru. Dia pernah bantu saya angkat kapal nelayan yang tenggelam. Waktu itu saya coba tarik pakai kapal besar tidak bisa. Lalu minta bantuan dia, langsung terangkat," kata Amrullah.

Kampung Baru letaknya dekat dengan Pasar Baru, tak jauh pula dari Istana Kuning. Rumah Haji Zailani berada di belakang Kantor Bank Mega di wilayah tersebut.

Sebuah rumah panggung, terbuat dari kayu dan tampak sangat sederhana. Di situlah Haji Zailani tinggal.

"Legenda? Legendanya seperti ini, kita kasih makanan untuk 'orang laut', nanti mereka kita suruh bantu cari benda yang tenggelam di laut," ucap dia mengawali ceritanya.

Bagaimanakah rupa 'orang laut' itu?

(bpn/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads