Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 sudah dipastikan jatuh ke lautan. Memasuki hari kelima, proses evakuasi jenazah korban terus dilakukan. Sejauh ini, ada sembilan jenazah yang telah diangkat dan enam di antaranya sudah dibawa ke Surabaya, Jawa Timur. Bagaimana perkembangannya?
Setelah tiga hari dilakukan pencarian, akhirnya serpihan dan jenazah pesawat dipastikan berada di koridor V, dekat dengan perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sejumlah barang ditemukan, seperti koper, ransel makanan, dan serpihan pesawat.
Pada hari keempat kemarin, dua dari enam jenazah telah dibawa ke Surabaya untuk diidentifikasi. Sementara dua lainnya baru dibawa tadi malam. Cuaca buruk menjadi penghalangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Hayati Lutfiah asal Tegalsari, Surabaya
2. Khairunisa Haidar Fauzi (22), pramugari
3. Kevin Alexander, mahasiswa asal Malang
Adapun pada hari kelima, ada tiga jenazah yang ditemukan sehingga total jenazah yang sudah ditemukan berjumlah sembilan orang. Selain itu, ditemukan serpihan dan barang dari hasil proses pencarian.
detikcom akan melaporkan secara update dari waktu ke waktu mengenai proses pencarian penumpang dan kru pesawat tersebut. Anda bisa memantaunya di halaman ini setiap harinya.
Berikut ini beberapa peristiwa dan informasi yang terangkum pada Kamis (1/1/2015):
Pukul 22.15 WIB
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur terus berusaha merampungkan identifikasi, termasuk membandingkan data korban sebelum meninggal (antemortem). Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setyono mengatakan saat ini ada 161 data antemortem yang sudah diselesaikan.
Pukul 22.13 WIB
Jenazah Hayati Lutfiah Hamid (37) langsung dimakamkan setelah dibawa ke rumah duka di Jalan Nala Nomor 14, Desa Sawotratap, Sidoarjo, Jawa Timur. Hayati menjadi korban meninggal pertama yang diserahkan kepada keluarga.
Suaminya, Djoko Suseno; dan anaknya, Naura Kanita Rosada; juga menjadi korban.
Pukul 21.45 WIB
Pesawat CN-295 yang membawa dua jenazah penumpang AirAsia tiba Bandar Udara Juanda, Surabaya. Dua jenazah dengan peti bernomor 007 dan 008 dibawa dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Pukul 21.00 WIB
Proses pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 sejak Minggu (28/12) hingga hari ini berhasil menemukan sembilan jenazah dari total 162 penumpang dan kru. Proses pencarian di tengah buruknya cuaca akan terus berlanjut sebagaimana perintah langsung dari Presiden Joko Widodo.
"Memang standar Basarnas tujuh hari (batas pencarian korban), tapi kelihatannya kita akan standby. Perintah Presiden tak ada batas waktu," kata Deputi Bidang Potensi Basarnas Marsekal Madya Sunarbowo Sandy.
Pukul 18.27 WIB
Kepala Basarnas FHB Soelistyo menyatakan bahwa Basarnas telah menemukan tiga jenazah baru korban AirAsia QZ8501. Dengan demikian, total ada sembilan jenazah yang telah ditemukan. Adapun ketiga jenazah baru tersebut berjenis kelamin perempuan.
Soelistyo juga merinci serpihan AirAsia yang ditemukan hari ini. Berikut ini serpihan yang dibawa heli Basarnas dari kapal KD Pahang:
- 2 tas hitam
- 1 koper abu-abu
Kemudian, barang-barang yang dievakuasi KD Lekir kemudian diberikan ke KP 5009 Punai milik Kepolisian RI adalah:
- Potongan tangga
- Tabung selam
- Serpihan logam
Soelistyo mengaku masih membutuhkan alat pendeteksi metal di bawah air untuk mencari potongan besar pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga berada di dasar laut.
Basarnas juga meminta bantuan SKK Migas untuk menurunkan kapal tanker ke lokasi penemuan serpihan AirAsia QZ8501. Selain itu, Kapal Punai milik Polri akan diberangkatkan guna menghadapi cuaca yang kurang bersahabat di lokasi.
Pukul 18.05 WIB
Keluarga penumpang AirAsia merasa ditelantarakan dan dibodohi karena sejak crisis center dipindahkan ke Gedung Mahameru Polda Jatim, mereka tidak pernah mendapat perkembangan terbaru proses evakuasi di lokasi. Mendapat protes, Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widiatmoko meminta maaf secara langsung kepada keluarga atas ketidaknyamanan yang mereka alami.
Pukul 17.57 WIB
Satu lagi jenazah korban AirAsia QZ8501 tiba di Rumah Sakit Umum Daerah Imanuddin, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan. Jenazah tiba pukul 17.00 WIB diantar oleh ambulans milik Lanud Iskandar Pangkalan Bun. Setelah itu langsung dibawa ke ruang yang telah disediakan untuk dibacakan doa oleh pemuka agama.
Pukul 17.02 WIB
Peti jenazah Hayati Lutfiah Hamid (37) tiba di rumah duka Jalan Nala Nomor 14, Desa Sawotratap, sekitar pukul 16.33 WIB, Kamis (1/1/2015). Kedatangan jenazah ibu satu anak dari ambulans Polda Jatim ini disambut hujan deras yang mengguyur di wilayah Sidoarjo.
Pukul 16.30 WIB
Setelah dipastikan identitasnya, jenazah Hayati Lutfiah Hamid diserahkan kepada keluarganya. Penyerahan dilakukan di Balai Rumkit RS Bhayangkara Polda Jatim.
Jenazah pertama kali diserahkan oleh Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Anas Yusuf kepada pihak AirAsia, yakni Presdir AirAsia Indonesia Sunu Widiatmoko, yang kemudian menyerahkannya ke pihak keluarga.
Pukul 16.28 WIB

Dirut RSUD Imanuddin dr Suyuti Syamsul bersiaga 24 jam di rumah sakit yang menjadi posko evakuasi korban AirAsia QZ8501. Dia terus berkoordinasi dengan anggota stafnya untuk memastikan bahwa korban yang diantarkan diperlakukan dengan baik.
Perawatan yang difasilitasi oleh RSUD Imanuddin tak sampai ke tahap identifikasi antemortem. Menurut dokter Suyuti, proses pembersihan pun tak dilakukan. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini, penanganan korban berjalan lancar. Tidak ada masalah berarti yang menghambat proses pasca-evakuasi dan siap diterbangkan ke Surabaya.
Pukul 16.23 WIB

Adrian Fernando (13), siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Stella Maris Surabaya ini merupakan salah satu penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Adrian bersama om, tante, serta sepupunya, saat itu berencana berlibur di Singapura dan melihat Hello Kitty. Saat ini, jasad mereka belum ditemukan.
Pukul 15.48 WIB
KRI Yos Sudarso tadi siang berhasil menemukan satu korban AirAsia QZ8501 di perairan Jawa. Tidak berselang lama, satu korban lagi ditemukan KD Pahang milik Angkatan Laut Malaysia di perairan yang sama. Korban mengenakan kaus lengan panjang berwarna merah dengan celana jins biru dongker.
Pukul 15.45 WIB
Disaster Victim Identification (DVI) dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim memastikan jenazah pertama yang merupakan korban pesawat AirAsia QZ8501 adalah Hayati Lutfiah Hamid. Kepastian ini didapat melalui metode primer dan sekunder.
Sementara itu, jenazah kedua masih belum bisa dipastikan identitasnya karena belum ada kesamaan antara data antemortem dan postmortem. Jenazah kedua itu memiliki ciri-ciri laki-laki muda, tinggi 145-150 cm, ras Mongoloid, rambut hitam panjang kurang dari 6 cm, dan tahi lalat ukuran 4 x 4 mm di pundak kiri atas.
Pukul 15.35 WIB
Di sela kesibukan mengurus dokumen keluarga penumpang AirAsia, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini nyaris pingsan. Relawan kemudian berlarian menuju posko antemortem di Markas Polda Jatim. Mereka membawa tabung oksigen. Risma dilaporkan nyaris terjatuh dari kursi.
Peristiwa itu terjadi saat Risma tengah menemui keluarga penumpang AirAsia dan mengurus dokumen. Sebelumnya, ia melayani wawancara berbagai media. Saat itulah ia nyaris ambruk. Petugas panik. Namun tak berapa lama, Risma bisa menguasai diri. Kemudian, dengan dibantu petugas, ia meminum obat.
Pukul 15.32 WIB
Kapal MGS Geo Survey yang membawa para ahli survei dan pemetaan bawah laut sedang dalam perjalanan menuju Selat Karimata tempat hilangnya kontak pesawat AirAsia QZ 8501. Namun, atas permintaan dari Basarnas, kapal yang membawa berbagai peralatan untuk melakukan pemetaan bawah laut dan mengambil data visual di bawah laut itu diminta bergeser ke lokasi penemuan serpihan pesawat yang berada di area pencarian atau dekat dengan Pangkalan Bun.
Pukul 14.56 WIB
Operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 lewat udara belum mendapatkan hasil. Pesawat CN-295 berada di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat Boeing AI-7303 yang lepas landas dari Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, kini mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Sementara pesawat Korea Selatan P3C Orion masih berada di udara.
Pukul 14.01 WIB
KRI Yos Sudarso kembali menemukan satu korban di perairan Jawa. Menurut Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksamana Pertama Abdul Rasyid, jenazah ditemukan di perairan Jawa.
"Ditemukan di perairan laut jawa jaraknya 80 nautical mile dari Pangkalan Bun," ujarnya.
Pukul 13.49 WIB
Kapal Baruna Jaya milik BPPT menemukan jasad penumpang AirAsia. Penemuan itu terjadi saat Kapal Baruna Jaya yang dikomandani Ishak tengah melakukan side-scan sonar untuk mencari pesawat AirAsia QZ 8501 yang diduga jatuh di dekat perairan Bangka Belitung-Pangkalan Bun. Saat itu, kapal melihat jenazah mengapung di permukaan laut. Penemuan ini sudah dilaporkan langsung kepada Kepala Basarnas dan Kapal Baruna Jaya diminta mengangkat jenazah tersebut.
Pukul 12.46 WIB
Kapolda Jatim Irjen Ans Yusuf menyatakan sampel DNA 153 keluarga penumpang sudah diambil di RS Bhayangkara Polda Jatim atau sebanyak 95%. Penyerahan data paspor dari Imigrasi dan data kependudukan dari Pemerintah Kota Surabaya sangat membantu proses identifikasi.
Pukul 12.36 WIB

Serpihan AirAsia yang ditemukan kapal Malaysia KD Lekir 26 sudah diserahkan ke Kapal Patroli (KP) Punai 5009 milik Polri. KP Punai 5009 sudah merapat ke Pangkalan Bun. Serpihan ini diduga merupakan seluncur darurat.
Pukul 12.22 WIB

Empat jenazah korban AirAsia tiba di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Base Ops Juanda setelah diterbangkan dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Keempat peti jenazah berwarna putih, yang masing-masing diberi nomor 003, 004, 005, dan 006, diturunkan dari pesawat Hercules C130 milik TNI AU.
Pukul 12.01 WIB
Satu lagi kantong jenazah diturunkan dari helikopter yang berasal dari lokasi pencarian AirAsia di sekitar Selat Karimata. Jenazah diturunkan di tengah hujan deras dan angin kencang di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, dan kemudian langsung dibawa ke RSUD Imanuddin.
Ciri-ciri jenazah ini adalah memakai celana jins, berbaju cokelat, sepatu kets hitam, memakai gelang karet dan jam tangan, serta berambut panjang hitam lurus. Jenazah terbaru ini dievakuasi bersamaan dengan sebuah koper. Namun belum ada informasi apakah koper itu adalah milik dia atau bukan.
Pukul 10.58 WIB
KRI Bung Tomo dengan kemampuan sonarnya mendeteksi objek diduga bodi AirAsia QZ8501 pada Rabu (31/12/2014) malam. Lokasinya berada di sektor V, tak jauh dari lokasi penemuan jasad penumpang dan serpihan. KRI Bung Tomo menemukan respons sonar itu 2 mil dari KRI Banda Aceh. Sejumlah kapal merapat ke lokasi KRI Bung Tomo untuk memastikan objek itu adalah si burung besi yang dicari-cari.
Pukul 10.52 WIB
Satu pesawat Hercules milik Singapura pagi ini mendarat di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun. Pesawat ini mengangkut personel dan peralatan untuk memastikan posisi AirAsia di bawah laut. Pesawat dipimpin Mayor Tank Tek Hong dengan membawa tujuh personel.
Pukul 10.26 WIB
Empat jenazah pagi ini dikirim dari RSUD Sultan Imanudin ke Lanud Iskandar untuk diterbangkan ke Surabaya. Keempat jenazah tersebut ditempatkan dalam peti putih. Tampak tertera tulisan nomor 004, 003, 005, dan peti nomor 006. Pesawat digotong oleh beberapa anggota pasukan TNI Angkatan Darat, Basarnas, dan TNI Angkatan Udara menuju pesawat Hercules yang sudah terparkir di landasan udara.
Pukul 09.53 WIB

Memasuki hari kelima, tim gabungan berada di sejumlah titik di Selat Karimata. Laut Jawa juga disisir. Fokus pencarian adalah di sektor B. Dalam foto di atas, titik yang ditandai dengan angka IV adalah lokasi yang sebelumnya jenazah dan puing pesawat lebih banyak ditemukan. Adapun jarak titik tersebut dengan Pangkalan Bun sekitar 110 mil.
Pukul 09.22 WIB
Deputi Operasional Basarnas Mayjen Tatang Zainudin saat jumpa pers di kantor Basarnas mengatakan bahwa Kapal Baruna Jaya 1 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah berada di lokasi pencarian. Kapal ini dilengkapi dengan underwater locator beacon serta alat pendeteksi dan scan sonar untuk mendeteksi logam dan gambaran 3D di air.
Pukul 09.15 WIB
Dua kantong jenazah bertulisan "Kevin Alexander" dan "Hayati Lutfiah" tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Keduanya langsung dibawa ke RS Sultan Imanuddin.
Satu kantong jenazah berwarna hitam dan satu lagi berwarna hijau. Keduanya diangkut menggunakan Heli Bell Angkutan Udara. Ambulans lalu membawa kedua jenazah ke RS Sultan Imanuddin. Di sana, keduanya akan diidentifikasi, lalu diberi peti sebelum dibawa ke Surabaya.
Pukul 08.39 WIB

Dua kantong berisi jenazah yang berada di KRI Banda Aceh sudah ditandai dengan tulisan "Kevin Alexander" dan "Hayati Lutfiah". Nama tersebut diketahui dari identitas yang tertempel di jenazah.
Sebelum diangkut helikopter, para kru di kapal sempat membentuk lingkaran mengelilingi jenazah. Mereka lalu berdoa.
Pukul 08.22 WIB
Menyusul cuaca yang cerah tersebut, sebanyak empat helikopter hari ini diterbangkan ke sektor V titik pencarian dan evakuasi di Selat Karimata. Keempat heli tersebut adalah Super Puma TNI AU untuk evakuasi, dropping, dan pencarian, serta tiga lainnya bertugas melakukan pencarian, yaitu Puma, Dolphin, dan Bolco.
Pukul 07.42 WIB
Badan SAR Nasional (Basarnas) menurunkan kapalnya yang "anti" atau mampu mengarungi ombak 3 meter. Diharapkan kapal ini bisa mengoptimalkan pencarian.
Kapal tersebut adalah KN SAR Purworejo 101 dan telah siap berlayar ke lokasi pencarian dari Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah. Kapal yang dikapteni Agil Trianto ini menggantikan KN SAR 224 yang berukuran lebih kecil.
Pukul 06.30 WIB

Di antara penumpang QZ8501 yang telah ditemukan dan identitasnya melekat adalah Kevin Alexander Soetjipto. Pemuda itu berulang tahun ke-21 hari ini.
Pukul 04.31 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan perairan lokasi pencarian QZ8501 akan diwarnai hujan. Tak hanya itu, hujan juga diprediksi disertai badai guntur.
Pukul 01.00 WIB
Tim SAR gabungan berhasil membawa dua jasad penumpang QZ8501 dari KRI Yos Sudarso dan KRI Sultan Hasanuddin. Kedua jasad itu kemudian dibawa ke Pelabuhan Kumai untuk dilarikan ke RS Sultan Imanuddin.
Pukul 00.18 WIB
Dua jenazah penumpang AirAsia sudah diidentifikasi postmortem. Namun, tim Disaster Victim Identification (DVI) belum bisa membeberkannya karena menunggu rapat rekonsiliasi terlebih dulu untuk mencocokkan data postmortem dan antemortem.
Pukul 00.15 WIB

Hening di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Tak ada ingar-bingar perayaan tahun baru karena semua berduka. Kembang api pun diganti dengan lilin.
Inilah rangkuman upaya pencarian AirAsia di hari pertama dan kedua, ketiga, serta keempat.











































