Sejumlah analisis muncul soal nasib pesawat AirAsia QZ8501. Pengamat penerbangan internasional terkemuka Geoffrey Thomas menduga QZ8501 terjatuh karena terbang terlalu pelan saat menghindari badai.
Dikutip dari dailymail.co.uk, Senin (29/12/2014), Thomas mengaku telah mendiskusikan data-data terkait QZ8501 dengan sejumlah pilot berpengalaman. Dari hasil diskusinya, dia menduga AirAsia QZ8501 itu bergerak terlalu pelan saat naik menghindari badai petir.
"QZ8501 terbang terlalu pelan, sekitar 100 knot. Artinya, pesawat itu terbang 160 km lebih lambat dari yang seharusnya," ulas Thomas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat plot di radar yang menunjukkan pesawat ada di ketinggian 36 ribu kaki, dan terus naik dengan kecepatan 353 knot, yang berarti 100 knot lebih lambat dari yang seharusnya. Jika radar itu benar, maka pesawat bergerak terlalu lambat untuk ketinggian tersebut," sambung Thomas.
"Pada dasarnya pesawat itu terbang terlalu pelan pada ketinggian tersebut, udara terlalu tipis, sayap tidak mendukung dengan kecepatan itu, dan Anda jatuh," pungkasnya.
(trq/nrl)