"Biasanya kalau ada pemilihan kepala desa, ada sesepuh atau yang dituakan menyepi ke sana (batu yang lokasinya tertinggi di situs bebatuan Gunung Jompong) selama semalam. Orang Jawa bilang menepi untuk mencari wangsit sesuk sopo seng dadi (besok siapa yang menjadi kepala desa)," kata Kepala Desa Sukokidul Trimo kepada detikcom di kediamannya yang tak jauh dari kawasan situs, Selasa (23/12/2014).
Trimo menceritakan, awalnya dirinya tidak percaya dengan ritual tersebut. Namun, dirinya baru percaya ritual yang dilakukan sesepuh di desanya itu, setelah mengalaminya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanda-tandanya itu sudah bisa terlihat sejak pukul 03.00 WIB pagi," tuturnya.
Sebagai salah satu calon kades, Trimo melihat keanehan yang terjadi sekitar rumahnya. Pada pukul 03.00 WIB pagi, Trimo melihat daun kelapa dan daun pohon mangga yang ada di halaman rumahnya terlihat layu. Sedangkan, daun pepohonan di calon kades lainnya tak ditemukan tanda-tanda keanehan.
"Daun di sekitar rumah calon lainnya terlihat biasa-biasa saja. Tapi di rumah saya, jam 3 pagi daun kelapa dan mangga kok terlihat layu," terangnya.
Setelah pemilihan kepala desa selesai dan Trimo terpilih sebagai Kepala Desa Sukokidul, dia pulang ke rumahnya. Saat dilihat daun mangga dan kelapa yang ada di halaman rumahnya, sudah terlihat segar kembali.
"Awalnya saya nggak percaya. Tapi kenyataannya memang begitu dan itu saya alami sendiri," tutur kades yang sudah terpilih selama dua periode.
Ritual semalam sebelum pemilihan kepala desa tersebut dibenarkan oleh salah satu tokoh yang dituakan di Desa Sukokidul. "Tujuannya agar pemilihan kepala desa berjalan sukses dan lancar. Juga mencari pertanda siapa yang bakal menjadi kepala desa," kata Mualim.
Selain dijadikan tempat ritual menjelang pemilihan kepala desa, batu yang ada di situs purbakala di Gunung Jompong, juga dijadikan tempat untuk ritual mencari batu akik.
Mualim menceritakan ritual untuk mendapatkan batu akik. Katanya, lokasi ritual juga dilakukan di dekat batu yang berada di bagian atas Gunung Jompong.
"Saya sudah dua kali mendapatkan batu akik di sini. Itu bukan menarik batu akik, tapi memintanya. Tapi sebelumnya tirakat (puasa) dulu," kata Mualim kepada detikcom sambil menunjukkan tempat ritualnya.
Ritual tersebut dilakukan pada malam Jumat Kliwon mulai pukul 11 malam sampai 02.30 WIB dini hari di lokasi batu yang posisinya tertinggi dibandingkan bebatuan di situs tersebut. Ritual tersebut dilakukan dengan berpuasa terlebih dahulu. "Waktu itu saya mendapatkan 3 batu (akik)," tuturnya
Untuk ritual kedua kalinya dilakukan pada Selasa Kliwon. Waktu ritual dilakukan juga pada pukul 11 malam sampai 02.30 WIB dinihari, dan mendapatkan 2 batu akik warna hijau dan merah.
"Batu (akik) rubah merah saya masukkan ke dalam gelas berisikan air, langsung warnanya menyala merah semua," terangnya sambil menambahkan, semua batu akik tersebut tidak dijual, tapi diberikan ke orang lain.
(roi/ndr)