Menurut Ace, selama proses islah baik kubu Agung maupun Ical tidak boleh ada yang mengeluarkan pernyataan provokatif dan arogan sehingga bisa memperkeruh suasana. Dia kemudian menyebut beberapa menuver Waketum Golkar kubu Ical, Nurdin Halid, yang bisa mengganggu proses islah.
"Seperti persoalan rekaman. Itu yang jelas-jelas rekaman dari suara Nurdin Halid. Kalau mau punya niat baik melakukan islah, ya kita harus berangkat dari niat baik, sesuai dengan keikhlasan kita untuk memperbesarkan partai ini," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kami di kubu Munas Ancol, letak persoalan kan di situ. Dulu kita kan keberatan pengangkatan Pak Nurdin Halid sebagai Ketua Steering Committee Munas Bali, karena sikap beliau seperti itu," ujarnya.
Senin (15/12) kemarin, Nurdin kembali menyerang kubu Agung Laksono. Mantan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu menuding Munas di Ancol tidak sah. Alasannya peserta yang hadir tidak mendapat mandat resmi baik dari DPD I atau DPD II. Bahkan menurut Nurdin, kubu Agung telah memalsukan stempel dan surat mandat dari DPD I dan DPD II Jawa Timur.
Ace membantah tudingan Nurdin. Menurut dia peserta Munas Ancol adalah sah karena punya mandat. Dia menepis tudingan Nurdin yang menyebut kubu Agung memalsukan mandat peserta dari DPD I dan DPD II Jawa Timur.
"Harus diketahui bahwa Munas Ancol dilakukan secara demokratis. Jadi, itu memang dipersyaratkan dalam AD/ART, tidak ada di kita yang memalsukan tanda tangan. Kalau dikatakan peserta Munas Ancol itu bermasalah dari mana dikatakan itu?" katanya.
(erd/nrl)