Acara di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (9/12/2014). Tampak hadir Ketua BPK Harry Azhar Azis, Ketua KY Suparman Marzuki, Menteri ESDM Sudirman Said, Rektor UGM Dwikorita Karnawati, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan sejumlah mantan pimpinan KPK.
Dalam sambutannya, Samad yang mengenakan batik warna biru gelap mengaku bersyukur Indonesia memasuki era baru pemberantasan korupsi. Selama 11 tahun terakhir, banyak lika-liku dilalui KPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Samad menyatakan, di masa lalu, penegakan hukum lebih bersifat represif. Saat ini, metodenya ditambah preventif. KPK, jelas Samad, tidak ingin seperti pemadam kebakaran. Setelah api hilang, pergi begitu saja.
"Kita ingin metode pengintegrasian. Kita lakukan penegakan integritas pada seluruh lembaga, kita lakukan perbaikan sistem," kata putra Makassar ini.
Samad menjelaskan, korupsi disebabkan 2 faktor, yakni individu dan sistem. Setinggi apapun integritas, tanpa didukung sistem yang akuntabel, maka akan menjadi orang yang sesat. "KPK ingin menuntun, menjalankan fungsinya, agar teman bermoral baik, bermental dan berintegritas baik tidak tersesat dalam sistem yang tidak baik," tutup mantan pengacara ini.
Usai sambutan, Samad dan sejumlah orang memukul lesung sebagai tanda dimulainya festival. Acara diramaikan dengan pentas band dan pameran foto maupun produk lokal sebagai simbol antikorupsi.
(try/nrl)