Ini Penjelasan Menteri Anies Terkait Kurikulum 2013 yang Dihentikan

Ini Penjelasan Menteri Anies Terkait Kurikulum 2013 yang Dihentikan

- detikNews
Sabtu, 06 Des 2014 16:03 WIB
Jakarta - Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan berpendapat kurikulum pendidikan seharusnya disiapkan secara matang. Ia juga menjelaskan seputar evaluasi kurikulum 2013.

"Kurikulum itu adalah suatu produk yang selalu disiapkan secara matang. Di seluruh dunia kalau menerapkan kurikulum, di mana kurikulumnya harus matang dulu, dievaluasi dan diperbaiki," kata Anies usai menghadiri acara Hari Guru Nasional di Museum Prangko, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (6/12/2014).

Anies menyatakan persoalan tersebut sebagai alasan kurikulum 2013 diberhentikan. Dia menyebut sebenarnya kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, belum dievaluasi. Padahal, pihak yang merasakan langsung yaitu guru dan murid belum siap menerima kehadiran kurukulum ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terjadi di 2013, kurikulum dilaksanakan di seluruh Indonesia padahal belum dievaluasi. Evaluasi apa? Konsistensi ide dengan desain, konsistensi desain dengan materi ajar. Kemudian belum dilihat lagi impactnya," katanya.

"Jadi itu semua belum dievaluasi tapi sudah dilaksanakan di seluruh sekolah, lalu apa yang muncul? Fungsi dari guru dan anak-anak merasa kurikulum menjadi membebani," lanjut dia.

Seharusnya, kata dia, tujuan kurikulum adalah menciptakan suasana belajar menjadi menyenangkan. Konsep belajar agar anak-anak bisa senang menerima pelajaran dan tidak terbebani harus menjadi prioritas.

"Kan kita ingin belajar buat anak anak senang. Bukan belajar bersenang-senang ya tapi belajar yang menyenangkan. Ini menjadi landasan kurikulum ini harus diperbaiki dulu karena itu lah dihentikan," ujarnya.

Anies pun menjabarkan beberapa persoalan seperti masalah-masalah teknis buku yang lamban hingga tidak adanya pelatihan guru yang belum tuntas. Beberapa hal itu membuat aplikasi di lapangan yang seharusnya berjalan menjadi terhambat.

"Membuat banyak sekali masalah. Jadi sekarang kita jalankan kurikulum 2006. Dan, di 2006 itu pun ada pendekatan tematik integratif. Wong kurikulum tahun 2006 itu ada ruangan untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan," ujarnya.

"Jadi tujuan ini untuk membuat anak anak kita belajar dengan baik. Dan, guru bisa belajar dengan baik dan bukan disibukkan dengan administrasi karena perubahan dengan cara telalu terburu buru," paparnya.

Lantas, bagaimana dampak positifnya kalau kurikulum 2013 diberhentikan? Anies menyebutkan ada dampak yang akan dirasakan setelah ada evaluasi dan diperbaiki.

"Secara positif ini kita perbaiki setelah diperbaiki kita jalankan ini. Kurikulum baru ini apapun nanti namanya yang proses penerapannya tidak terburu buru. Jadi, guru tidak terburu-buru," kata Anies.

(hat/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads