Dalam rilis KBRI Seoul yang diterima detikcom, Selasa (2/12/2014) terungkap bahwa sebelum tenggelam, para Anak Buah Kapal (ABK) mendapat perintah untuk meninggalkan kapal. Beberapa ABK keluar dengan life raft (sekoci) yang kemudian diselamatkan oleh kapal lain. Disebutkan ada 4 life raft yang berkapasitas 20 orang dan 4 life raft berkapasitas 16 orang.
Sedangkan sisa ABK lainnya keluar memakai life vest (pelampung). Kapal tenggelam diyakini karena cuaca buruk, dengan kecepatan angin 20 m/s dan ombak 4 m. Sebanyak 60 ABK hilang bersama tenggelamnya kapal Oryong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, ada 4 kapal yang dikirimkan untuk membantu proses evakuasi, yaitu 1 kapal dari perusahaan Sajo Industries, 1 kapal dari Rusia, dan 2 kapal perusahaan lain. Sementara itu, terdapat kapal lain yang juga menuju ke tempat kecelakaan untuk membantu proses evakuasi. Pihak Sajo Industries terus berkomunikasi dengan tim penyelamat dan proses evakuasi difokuskan pada ABK terlebih dahulu.
KBRI Seoul juga telah menerima data dan alamat dari para kru Indonesia dari agen-agen pengirim TKI guna proses identifikasi lebih lanjut. KBRI terus berkoordinasi guna memperoleh berita terkini dengan Kementerian Luar Negeri Korea, Kepolisian, Perusahaan Pemilik Kapal, dan KBRI Moskow mengingat tempat kejadian berada di wilayah Rusia. Bahkan, Coast Guard Amerika ikut membantu pencarian ABK yang masih belum diketahui.
Kapal Oryong 501 sendiri dibuat di Spanyol pada November 1978 dan selanjutnya pada tahun 2010 kapal tersebut diserahterimakan kepada Sajo Industries untuk menggantikan kapal yang lebih tua. Setelah Februari 2014, kapal Oryong 501 menjadi milik Korea. Sebelumnya, kapal ini memiliki dua kebangsaan dengan perjanjian codeshare yaitu Korea dan Rusia.
(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini